Perkenalkan saya Ken (nama samaran), saya ingin berbagi pengalaman tentang program hamil saya dan istri. Setengah tahun setelah menikah kami langsung merencanakan program bayi tabung karena saya ada kondisi hipogonadisme sekunder yang sudah saya ketahui sejak remaja. Karena kondisi saya itu tubuh saya tidak bisa memproduksi sperma secara natural. Sebelum IVF saya suntik hormon dulu gonal f dan ovidrel seminggu 5x (gonal f 75 iu 3x dan ovidrel 1 pen 2x) selama 12 minggu. Setelah 12 minggu saya Analisis Sperma dan disimpan beku di Permata Hati RS. Sarjito Yogyakarta karena waktu itu saya dan istri LDM sehingga tidak langsung lanjut IVF. Saya menunggu istri bisa pindah tempat kerja mengikuti saya.
Waktu berlalu dan istri belum bisa pindah, akhirnya kami putuskan untuk mencoba IVF. Saya ditangani dr. Dicky Moh Rizal (sudah sejak remaja saya konsul dengan dokter Dicky) dan untuk Obgyn kami memilih dr. Shofwal Widad. Singkat cerita saat ovum pick up memperoleh 9 oocyte (telur yang ada intinya) dan saat ditemukan dengan sperma saya yang telah disimpan sebelumnya (tidak bisa menggunakan sperma fresh karena saya tidak disuntik2 hormon saat itu) mendapatkan 2 embrio day 5 (blastosis). Waktu itu tidak bisa langsung di transfer karena rahim istri terluka saat OPU sehingga kami transfer di siklus haid berikutnya, 1 embrio saja yang di transfer. Saat menunggu 2 minggu istri tidak full bedrest karena harus mengikuti pelatihan. Istri sempat sedikit flek yang kami kira itu adalah tanda implantasi namun saat hari pengumuman ternyata hasil negatif, Bhcg <0.1. Kami saling menguatkan karena masih punya 1 embrio yang disimpan. Selang 6 bulan kami berencana transfer embrio lagi. Istri diminta HSG dulu oleh dr. Widad dan hasilnya bersih. Setelah ketebalan rahim siap ternyata embrio kami tidak bertahan saat dihangatkan. Kami sangat sedih karena itu adalah embrio terakhir dan kami sudah siap2 di Permata Hati untuk embrio transfer dan perjuangan istri yang bolak-balik ke permata hati dengan pesawat dan saya juga perjalanan ke permata hati dari tempat bekerja harus menempuh perjalanan darat 4-5 jam (kota di tempat kami bekerja tidak ada klinik IVF). Saya pun sudah tidak ada simpanan sperma karena semua terpakai di program ini. Akhirnya kami memutuskan untuk break dulu dan akan IVF lagi setelah tidak LDM lagi.
2 tahun berlalu Alhamdulillah saya dan istri pindah tempat kerja dan bisa satu rumah. Saya konsul ke dr. Dicky dan mulai suntik lagi kali ini dosis gonal f dinaikkan dan menggunakan fresh sperma untuk IVF. Saya telah menghitung agar durasi suntik saya 12 minggu pas dengan waktu ovulasi istri (waktu OPU) karena biaya suntik saya lumayan mahal bagi saya sehingga saya ingin tidak terlalu lama suntiknya. Ternyata siklus haid istri maju terus sehingga saya baru suntik 10 minggu istri kemungkinan sudah saatnya OPU. Saat cek h-2 menstruasi Allah berkehendak lain ternyata istri ada kista fungsional dan IVF pun mundur ke siklus berikutnya sehingga saya juga harus nambah suntikkan. Siklus berikutnya kami IVF di RSKIA Sadewa Yogyakarta. Kami memilih RSKIA Sadewa karena banyak dokternya yang praktek malam sehingga tidak harus cuti/izin dari tempat kerja. istri OPU dapat 9 oocyte lagi dan saat ditemukan dengan fresh sperma saya dapat 7 embrio day-3 (saya juga menyimpan beku 8 ampul sperma untuk jaga2, yang pertama saya hanya menyimpan 2 ampul). Istri mengalami OHSS sehingga embrio ditransfer siklus depan. Siklus depan kami transfer 2 embrio dan istri full bedrest slm 2 minggu namun hasil Bhcg nya negatif. Siklus depannya kami transfer 2 embrio lagi namun kali ini dengan dr. Agung dan istri tidak bedrest. Alhamdulillah hasil Bhcg positif 144. Sekarang istri saya sedang hamil 12 minggu, Mohon doanya supaya lancar sampai persalinan dan melahirkan bayi yang sehat Aamiin.
Yang ingin saya highlight dari cerita saya adalah tentang kondisi hipogonadisme sekunder. Agar bisa sharing dengan teman2 yang membaca cerita saya ini. Kalau ada ciri2 hipogonadisme sekunder seperti testis tidak turun, alat vital yang ukuran dan bentuknya tidak normal, pubertas terlambat, tidak menstruasi dan tidak bisa mencium bau. Langsung saja dibawa ke dokter andrologi/endokrinologi/obgyn karena semakin cepat ditangani kemungkinan hasilnya akan semakin baik. Kalo dibawa ke dokter umum atau ke urologi sekalipun kemungkinan akan dibilang tidak apa2 dan menyebabkan kita lengah sehingga tidak bisa di treatment seawal mungkin (pengalaman saya). Untuk yang di sekitar Yogyakarta kalo mau ke andrologi bisa ke dr. Dicky. dr. Dicky sangat baik, ramah dan yang saya sangat suka beliau sangat optimis. Beliau yakin saya bisa punya anak dengan kondisi saya. Dan untuk pasangan yang berencana IVF saran saya kalau memang memungkinkan segera program, karena pengalaman istri saya beda 3 tahun saja respon telur terhadap suntikan sudah berbeda sehingga program kedua ini dosis suntikan istri lebih banyak. Sekian sharing saya terimakasih sudah meluangkan untuk membaca.
Hallo mas. Sekarang gimana keadaan istrinya apakah sudah melahirkan? Dan bagaimana keadaan mas. Kalo boleh share ig agar bisa saya dm atau telegram. Kasusnya sama persis dengan saya.