Category Archives: Pengobatan alternatif

Pengobatan alternatif

Perawatan Infertilitas

Infertilitas adalah masalah kesehatan masyarakat global dan mempengaruhi sekitar 10% – 15% pasangan di seluruh dunia. Kondisi ini dapat berasal dari berbagai anomali dalam tubuh, mulai dari infeksi dan kista di ovarium dan saluran reproduksi, hingga sekresi hormon yang tidak proporsional oleh kelenjar. Perawatan infertilitas banyak, dan dari berbagai jenis. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah mengidentifikasi penyebab pasti dari kondisi ini dan kemudian mengatasinya.

Perawatan infertilitas yang tersedia meliputi:

. Mengobati APA. APA menyebabkan pembekuan darah dan mencegah implantasi. Terapi aspirin dosis rendah bekerja sangat baik ketika mengobati APA dalam darah. Untuk kasus graver, antikoagulan digunakan untuk mengencerkan darah dan meningkatkan sirkulasi darah di rahim.

. Menghapus sel pembunuh alami. Sel-sel pembunuh alami yang hadir secara berlebihan mulai menyerang embrio. Perawatan intravena gamma globulin, infus intralipid dan steroid sering digunakan dalam kasus ini.

. Mengobati Antibodi Antinuklear (AA). Kelimpahan antibodi antinuklear dalam tubuh diperlakukan dengan steroid, asupan herbal yang meningkatkan sirkulasi, asupan antioksidan, suplemen seng, makanan yang menghasilkan alkali dan mengurangi tingkat stres. Menyeimbangkan respons sistem kekebalan adalah kunci untuk mengobati AA.

. Mengobati antibodi antisperma. Untuk menekan reaksi dalam tubuh yang disebabkan oleh antibodi antisperma yang berinteraksi dengan sperma, steroid dosis rendah sering digunakan.

. Mengobati infertilitas terkait usia. Karena usia adalah kemungkinan ancaman terhadap kesuburan wanita, perawatan infertilitas yang melibatkan perawatan ginjal dan limpa akan membantu seorang wanita menjaga masalah terkait usia kehamilan di teluk.

. Mengobati infeksi yang menghambat kehamilan. Perawatan antibiotik untuk memusnahkan bakteri berbahaya dari tubuh direkomendasikan oleh sebagian besar dokter yang melakukan bayi tabung. Makanan bergizi dan suplemen penambah kekebalan tubuh digunakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya di dalam tubuh. Ketika terdeteksi pada satu pasangan, perawatan antibiotik untuk bakteri berbahaya harus dilakukan di kedua pasangan karena mereka cenderung telah saling terinfeksi selama hubungan seksual.

. Mengobati kadar prolaktin yang tinggi di dalam tubuh. Biasanya, untuk mengobati peningkatan kadar prolaktin dalam tubuh, pengobatan alami disarankan. Obat alami ini termasuk asupan vitamin B, suplemen seng dan magnesium, berolahraga, menjauhi alkohol, dan menurunkan tingkat stres. Asupan hormon penyeimbang seperti Chasteberry, dll. Juga membantu. Herbal yang bergerak Qi juga sangat membantu dalam kasus ini.

. Mengobati cacat fase leutal. Dalam kasus berurusan dengan cacat fase leutal, obat kesuburan seperti Clomid, dll diresepkan untuk meningkatkan kadar progesteron, yang memungkinkan kehamilan. Namun, obat-obatan seperti ini pasti memiliki efek samping, dan untuk menghindari efek samping tersebut, selalu bermanfaat untuk memilih metode pengobatan alami. Pengobatan Tiongkok Tradisional menawarkan bantuan yang baik dalam kasus ini.

. Mengobati penyumbatan tuba. Laparoskopi dilakukan untuk menghilangkan area kecil yang tersumbat, tetapi jika itu gagal, bayi tabung adalah sebuah pilihan.

. Mengobati masalah sperma. Tersedia obat kesuburan yang meningkatkan produksi sperma, dan meningkatkan motilitas. Karena motilitas sperma adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi kehamilan, perawatan pada pria tidak lengkap tanpa melihat hal ini.

Perawatan infertilitas dimungkinkan dengan rangkaian obat-obatan baru yang tersedia untuk umum akhir-akhir ini, tetapi harus juga diingat bahwa perawatan ini dapat menyakitkan, sering kali datang tanpa efek samping yang berbahaya dan hasilnya jauh dari dijamin. Di sisi lain, mengikuti pendekatan holistik dengan diet sehat, olahraga teratur, berpantang alkohol, nikotin dan obat-obatan lain, manajemen stres, akupunktur, dll. Hampir dapat menjamin hasil yang positif dan cepat.

Artikel ini didasarkan pada buku, “Kehamilan Miracle” oleh Lisa Olson. Lisa adalah penulis, peneliti, ahli gizi dan konsultan kesehatan yang mendedikasikan hidupnya untuk menciptakan solusi kehamilan terbaik yang dijamin untuk secara permanen membalikkan akar infertilitas, membantu Anda hamil dengan cepat dan alami serta secara dramatis meningkatkan kualitas keseluruhan hidup Anda, tanpa menggunakan obat resep dan tanpa prosedur operasi. Pelajari lebih lanjut dengan mengunjungi situs webnya http://bayi-tabung.com/become_pregnant.htm.

Share
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Pengalaman keberhasilan bayi tabung keluarga Yan

Salam kenal semuanya. Saya dan istri ingin berbagi pengalaman bayi tabung kami. Usia kami skrg 33. Sy didiagnosa OAT spermia karena varicocele dan sedangkan istri baik2 saja. Untuk pengobatan secara medis kami ke alm prof dr noekman (1thn) tetapi tidak ada hasil. Untuk secara alternatif kami pernah ke sinshe mutiara sakti, dr sidi di cibitung, sinshe sindhu tomang, dll. Tetapi tetap belum ada hasil.

Maka tahun 2012, saya dan istri sepakat ingin mencoba proses bayi tabung. Kami memilih dr karel maanary di rs abdi waluyo. Stimulasi telur dilakukan dengan obat oral.

Saat OPU didapat 7 telur matang. Setelah ICSI di hari ke3 ada 6 good embryo. ET pertama 4 embryo, hasilnya failed. Sempat shock. Lalu kami beristirahat 3 bulan sambil istri akupuntur di dr melya di harapan kita. Kemudian kita melakukan FET 2 embryo hasilnya kembali failed. Kali ini kita shock berat. Tetapi kamipun berusaha menerima kenyataan. Total biaya di dr karel sekitar 50jt.

Setelah itu kami melakukan refleksi alternatif di daerah alam sutera. Dan kali ini di sperma sy mengalami peningkatan hasil. Tetapi tetap belum bisa hamil alami.

Kami juga sempat bertemu dr selva di rs mahkota di malacca, malaysia. Beliau mengatakan dengan hasil sperma skrg seharusnya sudah bs hamil alami. Tetapi setelah beberapa bulan mencoba, tetap belum berhasil.

Setelah beberapa lama, banyak teman yang menyarankan untuk ke dr colin lee di alpha KL malaysia. Kami sempat ragu karena kami dengar bahwa biaya IVF di dr colin lumayan tinggi. Tetapi setelah kami browsing dan tanya sana sini akhirnya kamipun sepakat untuk IVF di dr colin.

Saat pertama usg, dr colin menemukan polyp 7cm di rahim istri. (Padahal semua dokter di jakarta bilang rahim istri bersih dan baik2 saja). dr colin memutuskan untuk melanjutkan program IVF. Lalu embryo difreeze. Kemudian dilakukan hysteroscopy polypectomi untuk membuang polyp. Baru setelah itu dilakukan FET.

Bagi kami ini tidak biasa, karena biasanya kan polyp dibersihkan dulu baru dilakukan proses IVF. Tetapi kami memutuskan untuk menyerahkan sepenuhnya kepada ahlinya.

Setelah stimulasi short protocol gonal f 225 didapat 11 telur matang. Setelah ICSI di hari ke3 ada 10 embryo yang survive (1 excellent, 5 good, 2 so so good, 2 abnormal). Lalu di tahap blastocyst di hari ke5 ternyata ada 2 good (top grade) blastocyst yang bisa difreeze, yang lain tidak bisa difreeze karena kualitasnya kurang bagus.

Sambil menunggu waktu FET kamipun lebih banyak hidup sehat dan berolah raga. Selain itu kami lebih banyak berdoa, karena kita boleh berusaha tetapi Tuhan yang menentukan.

Pada tgl 6 maret 2016, kami berangkat ke Alpha untuk usg endometrium. Setelah usg, dr colin mengatakan polyp sudah bersih dan ketebalan endo 10mm (triple layer). Beliau mengatakan kami punya kesempatan 75-80% keberhasilan.

Tgl 16 maret dilakukan FET 2 blast. Dalam masa menunggu ternyata istri mengalami batuk lumayan berat. Sehingga istri harus mengkonsumsi obat batuk (dengan merek sesuai rekomendasi dokter colin).

Akhirnya tgl 28 maret tiba saatnya test Beta Hcg, setelah menunggu beberapa lama ternyata dokter langsung menyalami kami dan mengatakan hasil test beta adalah 2097 ! Lonceng di alpha pun langsung berbunyi.

Tgl 11 maret dilakukan usg detak jantung baby. Ternyata kami mendapat anugrah baby twins!

Total biaya untuk IVF+FET sekitar 125jt. Freezing di alpha cukup mahal dibanding jkt karena mereka menggunakan cryotech dimana embryo pasti 100% survive. Polypectomi sekitar 25jt. (Di luar akomodasi dan tiket).

Beberapa hal kami bisa pelajari adalah di FET persentase keberhasilan cukup besar karena rahim diberi waktu beristirahat. Dan batuk di saat 2WW tidak perlu dikhawatirkan akan membuat embryo lepas. Just relax.

Semoga pengalaman kami bisa membantu.

Share
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (2 votes, average: 4.00 out of 5)
Loading...

Berbagi pengalaman keberhasilan proses bayi tabung aka IVF di RS. Family Pluit, Jakarta. – Thomas

Kami menikah tahun 2004 dan sudah menikah 10 tahun dan belom dikaruniai anak. Sejak nikah saya pindah ke Taiwan karena memang istri saya orang Taiwan. Tahun pertama menikah istri saya memang berencana tidak punya anak dulu dan saya pun menganggap santai mengenai hal ini. Tahun kedua kami mencoba punya anak tapi tidak serius, jalani apa adanya dan istri saya juga melakukan HSG untuk melihat apakah ada sumbatan atau tidak dan hasilnya normal2 saja.

Waktu berlalu sampai kami tidak focus dan lupa untuk memiliki anak. Lingkungan di sekitar kami di Taiwan yang memang jarang anak kecil dan banyak temen2 di Taiwan tidak mempunyai anak ataupun belom menikah, jadi kami tidak ada pacuan untuk memiliki anak secara serius. Untuk sekedar infomasi, di Taiwan memang birth rate nya minus, jadi banyak yang meninggal daripada yang lahir, dikarenakan situasi Taiwan yang memang banyak membuat orang tidak ingin punya anak bahkan banyak perempuan2 yang tidak mau menikah, sudah menikah pun banyak yang tidak mau punya anak. Bahkan sampai pemerintah Taiwan pun memberikan insentif untuk mendorong warganya punya anak. Salah satu sebabnya, ga ada yang urusin, kalo di Indonesia kan enak ada babysitter, disana walaupun ada, pasti mahal sekali dan itu pun beda dengan babysitter di Indonesia yang mungkin bisa urus sampai bayinya mencapai paling dikit umur 1 tahun, bahkan lebih.

Tahun 2010, dimana saya baru punya BB dan FB dan terhubung dengan teman2 di Indonesia dimana mereka rata-rata sudah mempunyai anak, dikit2 status di BB atau FB selalu mengenai anak dan ketika saya pulang ke Indonesia dan bertemu dengan mereka (tahun dimana disana sini ada reuni dengan teman lama), intinya selalu mengenai anak dan akhirnya saya terpacu untuk secara serius memiliki anak. Dimulai dengan inseminasi, sinshe, pergi ke berbagai dokter berdasarkan referensi teman dan saudara, sampai yang berhubungan dengan hal gaib karena di Taiwan banyak sekali kuil untuk orang yang tidak punya anak, tapi yang terakhir ini, kami tidak terlalu percaya terlebih bila ada kuil yang minta persyaratan macem2, bila seperti wihara biasa dan kami berdoa, akan kami jalani.

Pernah kami bela2in drive selama 4 jam untuk ke kuil diluar kota Taipei karena direferensi oleh rekanan kami, kalo kuil ini khusus untuk pasangan yang ingin mencari keturunan. Setibanya disana kami di briefing dan ujung2nya bila berhasil ada persyaratannya, yaitu kami harus menyumbang tiap tahun sebesar NTD20000 (setara Rp 8jt dengan kurs sekarang 2014). Wuah, ada satu keterikatan, kalo berhasil pasti saya akan nyumbang tapi kan gak tiap tahun. Kuil ini sangat besar dan indah, terletak di sisi gunung, mungkin manjur makanya besar karena banyak dana yang masuk. Dan salah satu syarat lagi, kami harus mengusap kepala patung Budha yang berjumlah 500 patung sambil mengucapkan amitofo. Berhubung sudah jalan jauh, saya pikir sayang untuk balik lagi. Akhirnya kami jalanin dengan mengusap patung Budha tersebut, dengan cuaca panas dan kondisi letak patung yang tidak beraturan dan posisi patung berada didataran miring, akhirnya kami nyerah ketika menyentuh patung yang ke 50. Saya berpikir, kalo hati udah ga sreg, percuma dilanjutkan. Alhasil kami pulang sia2.

Balik lagi ke usaha kami untuk mendapatkan anak, setelah inseminasi 2 kali dan pergi kebanyak dokter, akhirnya kami putuskan untuk bayi tabung di tahun 2011. Saya search di google tentang dokter IVF yang bagus di Taiwan, akhirnya saya menemukan 1 dokter di daerah Taichung (2 jam drive dr Taipei via toll, jaraknya kira2 jakarta to bandung) dan rata2 orang Taichung mengenal dokter ini. Dokter ini memang sangat ramai dan dengan kondisi klinik yang kecil, bisa dibayangkan betapa semrawutnya pasien yang menunggu. Tidak hanya pasien local, saya lihat banyak pasien dari mancanegara seperti bule, Korea, Jepang. Saya pede banget dengan dokter ini, karena melihat kondisinya yang ramai sekali ditambah adanya pasien mancanegara.

Singkat cerita, kami start Januari 2011 dan selama itu dokter mencoba memberikan obat hormon dan menyuruh kami untuk mencoba normal terlebih dahulu selama beberapa bulan dikarenakan tidak diketemukan masalah kesuburan diantara kami berdua. Sampai bulan April 2011 tidak berhasil juga akhirnya diputuskan untuk bayi tabung. Pada saat OPU hanya terambil 4 telur matang, rasa kecewa sudah mulai terlihat karena saya banyak baca di internet, banyak yang dapat telurnya lebih dari 10, berbekal bahwa telur banyak atau sedikit tidak menjadi patokan, akhirnya saya mencoba untuk tenang. Kekecewaan berikutnya datang lagi, jadwal ET semestinya hari sabtu, berhubung penuh, dipindah ke hari senin karena minggu tutup. Soalnya kami pernah baca review seseorang di internet dengan kejadian yang sama, mestinya OPU hari sabtu berhubung penuh jadi di pindah ke hari senin dan hasilnya gagal, karena kelamaan. Berdoa supaya kejadian itu tidak menimpa kami, kami mencoba tenang dan pasrah karena mungkin itu udah jalannya. Oh yah sejak proses OPU kami menyewa apartemen di daerah Taichung supaya kami tidak bolak balik Taipei yang lumayan jauh.

Pada proses ET, hanya 1 embrio yang bisa ditransfer, 3 lainnya rusak, benar saja perkiraan kami, rasa pesimis pun tambah dalam. Kami pun menunggu dengan was was di apartemen selama 2 minggu. Ada beberapa hal yang tidak di perhatikan oleh istri saya selama proses menunggu, entah berhubungan atau tidak tapi apa salahnya kalo kita bisa jalanin, jalanin aja, seperti misalnya jangan makan coklat, jangan minum teh, harus bedrest, jangan banyak bergerak. Alhasil setelah 2 minggu menunggu, hasilnya negative, sedih, kecewa, kesal, semua jadi satu. Setelah mengetahui hasil yang negative kami kembali menemui dokternya dan ingin tahu apa rekomendasi selanjutnya. Ketika kami ketemu dokter utamanya, dia periksa lagi foto embrionya dan mengatakan bahwa embrio yang di transfer tidak dalam kondisi bagus, WHAAATTTT!!! Pdhal dia sendiri yang melakukan ET dan mengatakan kepada istri saya pada saat ET bahwa tersisa 1 embrio dengan kondisi grade A. Kami tidak bisa berbuat apa, menuntut dokternya? Sangat tidak mungkin, dan dokter itu lalu menyarankan untuk langsung lanjut IVF lagi dan kami langsung memutuskan tidak.

Setelah IVF pertama gagal, istri saya mencoba inseminasi lagi dan gagal, jadi total sudah 3x inseminasi, setelah gagal inseminasi, istri saya mencoba pengobatan akupuntur di Taiwan selama 1 tahun, juga tidak berhasil dan setelah dihitung2 pada akhir pengobatan, biayanya bisa kami pakai untuk 2x bayi tabung. Oh yah biaya IVF di Taiwan waktu kami melakukan IVF di Taichung totalnya kurang lebih NTD 120.000 (Rp 48jt dgn kurs saat ini, kalo dengan kurs saat itu Rp 36jt), ini sudah termasuk semua obat2an dari sejak kami menemui dokter itu dari bulan Januari 2011, murah yah?? Karena sebagian di cover sama asuransi dan obat2an seperti Gonal F disana lebih murah di banding Jakarta.

Setelah di timbang2 dan dipikir matang2, kayaknya kami harus balik ke Indonesia, pertama memang kondisi di Indonesia yang sangat mendukung, paling utama yah ada pembantu, bisa bantu kerjaan rumah, beda dengan waktu kami di Taiwan, kerjaan rumah kami kerjakan berdua dan bagi tugas. Juga situasi di Indonesia yang lebih relax. Tahun 2013 kami putuskan untuk menetap di Indonesia, semestinya kami rencana langsung bayi tabung di Indonesia setelah kami pulang ke Indonesia, tapi berhubung ada beberapa kerjaan yang masih mengharuskan saya bolak balik Taiwan, kami tunda dulu dan selama itu kami mencari informasi mengenai RS mana yang paling bagus dan suitable buat kami untuk bayi tabung.

Banyak dari teman saya yang menganjurkan untuk pergi ke KL, klinik TMC Damansara dan rata2 teman saya berhasil di sana dan juga ke Penang atau Singapore. Cuma saya pikir, ngapain jauh2 kesana, mesti bolak balik, belom lagi tempat tinggalnya dan juga ga ada kendaraaan pribadi, belom lagi biayanya yang pasti bengkak, akhirnya saya putuskan tidak. Prinsipnya, dimana2 sama aja, proses IVF sendiri itu sudah standard di seluruh dunia, yaitu pembentukan embrio di luar kandungan, sisanya terserah yang DIATAS. Terakhir ada yang menyarankan untuk ke Surabaya dengan Dr. Aucky karena salah satu teman saya baru berhasil di sana setelah mondar mandir bolak balik, Malaysia, Singapore, Jakarta dan terakhir di Surabaya dia berhasil. Tapi pertimbangan saya tetap seperti kalo misalnya kami harus ke Malaysia atau Singapore, repot bulak baliknya, tempat tinggal, kendaraaan, dll. Mungkin di Surabaya lebih mudah drpd di Malaysia atau Singapore tapi tetep aja, jauh dari Jakarta. Jadi akhirnya saya putuskan untuk tetap IVF di Jakarta dan pilihannya RS. Bunda dan RS. Family.

Oh yah, selama 2013 ini, kami direferensikan untuk pengobatan alternative. Yang merekomendasikan ini sudah 4 tahun gak punya anak dan berobat alternative dengan diurut selama 3 bulan lalu berhasil punya anak. Awalnya saya gak begitu percaya dengan pengobatan semacam ini, tapi saya pikir, ga ada salahnya dicoba dan juga lokasinya yang dekat banget dengan rumah kami. Kami target 3 bulan untuk pengobatan ini, bila tidak berhasil kami langsung lanjut ke IVF.

Singkat cerita 3 bulan pengobatan alternative ini tidak berhasil dan kami memutuskan untuk langsung IVF dan akhirnya saya memutuskan untuk program IVF di RS. Family Pluit. Pdhal teman saya yang berhasil dengan Dr. Aucky, baru saja program di RS. Family ini dan tidak berhasil tapi ini tidak membuat saya untuk berubah keputusan, karena yah itu, prinsipnya sama aja karena teorinya sama. Saya akhirnya pilih RS. Family Pluit ini karena paling dekat aksesnya dari rumah saya, oh yah, saya tinggal di Modernland, Tangerang. Dan memang tentu ada pertimbangan yang menguatkan saya juga untuk akhirnya memilih RS. Family Pluit ini, salah satunya, Dr. Muchsin Djaffar adalah Dokter pertama di Indonesia yang berhasil mengembangkan bayi tabung dan beliau adalah ahli embryologist, kami pun bertambah pede dan juga pelayanan RS khusus di Fertility Centernya terutama suster2nya yang ramah dan sangat kooperatif setiap waktu.

Kami memulai program di RS. Family bulan Februari 2014, kami langsung menemui Dr. Muchsin Djaffar sebagai kepala tim IVF RS. Family dan konsultasi dengan beliau, orangnya ramah, murah senyum dan murah ketawa dan tidak pelit untuk memberikan informasi. seperti biasa, istri saya disuruh cek darah untuk periksa hormon dan juga cek sperma saya ( ini cek yang ketiga, dua kali di Taiwan), hasilnya normal. Dan hasil darah istri saya, hormone FSH terlalu tinggi dan dokter memberi kami vitamin Ovacare ( untuk wanita) dan Oligocare (untuk pria) dan juga satu vitamin untuk istri saya yaitu DHEA, DHEA ini untuk menurunkan hormon FSH yang terlalu tinggi di hasil pemeriksaan istri saya. Dan juga kadar AMH istri saya yang sangat rendah yaitu cuma 0.3, yang mana kalau kadar AMH nya rendah, produksi telurnya juga semakin menurun. Menurut dokter, ini adalah pengaruh umur, dimana semakin tua kadar AMHnya semakin rendah. Pada saat proses IVF ini, istri saya sudah berumur 38thn. Tapi kami tidak patah semangat dan dokter terus menguatkan kami dan banyak doa semoga bisa berhasil. Berbekal informasi yang diberikan dokter, proses IVF diatas umur 35thn bisa mengecilkan persentase kemungkinan untuk hamil dibanding melakukan IVF dibawah 35thn.

Jadi yang masih menunggu, saya menyarankan untuk segera ikut proses bayi tabung sebelum semuanya terlambat. Saya juga awalnya berat untuk keluarin biaya bayi tabung tapi prinsipnya uang itu bisa dicari tapi umur gak bisa di beli. Jadi berapapun biayanya dan selama saya masih mampu, saya akan all out untuk program kali ini, karena umur yang terus bertambah, tau2 sudah kepala 4. Beruntung jaman sekarang ini ada program bayi tabung, yah paling ga untuk mencapai phase embrio aja udah terima kasih banget, paling ga sperma saya dan sel telur istri saya bisa menyatu menjadi embrio. Selain masalah biaya, saya juga tipe orang yang semuanya ingin normal, seperti halnya pasangan suami istri yang mempunyai keturunan, ini adalah hal normal. Begitu juga proses mempunyai keturunan, saya inginnya yang normal, tapi ada daya setelah 10 tahun menikah kami tidak bisa mempunyai keturunan dan satu2nya jalan yah IVF ini, walaupun sudah mengeluarkan biaya besar tidak menjamin untuk bisa mempunyai keturunan tapi paling engga kita udah berusaha, yang namanya berusaha pasti ada hasilnya dan itu pasti karena saya sudah mengalaminya dalam kehidupan saya, jangan menyerah.

Balik lagi ke proses IVF di RS. Family, setelah pemeriksaan hormon dan sperma, istri saya juga di sarankan untuk periksa saluran indung telur yaitu HSG, mereka menyarankan HSG di tempat yang paling dekat dengan rumah kami dan kami putuskan untuk HSG di RS. EKA BSD. Hasilnya normal dan tidak diketemukan sumbatan. Kedatangan berikutnya salah satu tim dokter menyarankan untuk Hysteroscopy, yaitu pemeriksaan ruang dalam rahim dengan camera, jadi bisa terlihat kondisi dalam rahim, dimana proses menempelnya embrio di rahim dipengaruhi oleh lingkungan rahim yang sehat dan bersih supaya embrio bisa menempel kedalam rahim dan terjadi kehamilan. Pada saat pemeriksaan hasil Hysteroscopy, ditemukan bercak2 putih pada dinding rahim dan dokter menyarankan untuk di kuret (Curretage). Kaget juga saya, soalnya image saya mengenai kuret ini adalah cuma pada saat orang keguguran atau hamil anggur, ini kok istri saya ga pernah hamil kenapa di kuret. Tapi ini jelas pandangan saya sebagai orang awam dan kami memutuskan untuk mengikuti saran dokter. 2 hari kemudian dilakukan kuret, agak cemas juga, soalnya setelah baca2 di internet mengenai kuret, banyak efek sampingnya kalo kuretnya tidak hati2. Tapi yang kami cuma bisa pasrah dan yang pasti saran dari dokter pasti mereka juga ingin yang terbaik untuk pasien2nya.

Setelah proses pra bayi tabung selesai, bulan maret tim dokter mulai spesifikasi untuk memeriksa jumlah follicle yang ada di indung telur, karena AMH yang rendah otomatis kondisi jumlah telur sangat terbatas. Pada bulan maret ini, cuma ada 4 follicle yang terlihat dan tim dokter menyarankan untuk menunggu bulan depan dengan harapan telurnya tambah banyak dengan menyarankan istri saya untuk tetap minum vitamin yang ada dan juga pada bulan maret ini istri saya sedang flu berat, jadi saya juga setuju dengan dokter. Pada bulan april, kami kembali cek follicle dan dokter menemukan 5 follicle dan diputuskan untuk memulai program IVF dengan pemberian suntikan Gonal F. Sebelum proses, suster memberikan briefing mengenai biaya2nya, yaitu dengan program paket, paketnya sebesar 60jt (April 2014) yang termasuk Gonal F, Cetrotide dan Pergoveris dan dengan jumlah takaran tertentu, jika pemakaian diluar takaran sesuai paket maka akan ada biaya tambahan dan harus lunas sebelum OPU.

Satu hal yang saya tidak temui di Taiwan ketika proses IVF kami yang pertama kali, yaitu tim dokter di RS. Family begitu care dengan perkembangan hasil penyuntikan obat2 hormon untuk IVF ini. 5 hari pertama, istri saya menyuntikan sendiri dirumah, setelah 5 hari, penyuntikan selanjutnya di lakukan di RS, hal ini dikarenakan tim dokter memantau perkembangan hasil penyuntikannya secara detail dengan USG day by day. Bilamana di USG terlihat telurnya kurang terstimulasi dengan obat2 hormon, maka dosisnya akan ditambah, bila dirasa sudah cukup, dosisnya akan dikurangi. Terus terang saya salut dengan yang bagian ini, karena di Taiwan sewaktu proses penyuntikan Gonal F dan lain-lainnya, istri saya lakukan sendiri straight tanpa datang ke dokter karena memang dokter menyarankan seperti itu, balik ke RS langsung OPU.

Hasil akhir dari penyuntikan, dosis yang diberikan melebihi standar dosis yang ada di paket, alhasil kami harus menambah biaya sebesar +/- 15jt, yang jadi menambah beban berat saya. Tapi yah karena memang harus dibayar yah kami tetap bayar dengan harapan apa yang kami sudah keluarkan tidak menjadi sia2.

Tiba saatnya untuk OPU, istri saya masuk ruangan untuk pengambilan telur dan saya proses pengeluaran sperma setelah itu saya menunggu diluar. Saya berharap2 cemas karena USG terakhir sebelum OPU, dokter memperkirakan hanya 3 telur yang bisa diambil, maksimal 4. Teringat waktu kami IVF pertama kali di Taiwan, hanya 4 telur yang berhasil di ambil dan hanya 1 embrio yang bisa masuk. Tapi saya pasrahkan saja dengan yang Diatas. Kurang lebih 20 menit, suster keluar untuk memberitahukan bahwa ada 5 telur yang berhasil di ambil dan saya sudah bersyukur mendengarnya, karena estimasi hanya max 4 telur yang bisa diambil. Tidak lama kurang lebih 5 menit kemudian susternya keluar lagi dan memberitahu bahwa akhirnya ada 6 telur yang bisa diambil. Saya makin senang karena menurut pemikiran saya, kesempatannya jadi lebih besar lagi dan saya sangat berterima kasih kepada tim dokter terutama Dr. Malvin Emeraldi (Dokter yang satu ini, ramahnya kebangetan alias ramah banget, friendly dan suka bercanda) yang sudah bersusah payah dan mengusahakan yang maksimal untuk kami berdua. Dan ternyata Dr. Malvin ini anaknya Dr. Muchsin Djaffar, ketua tim IVF RS. Family, jadi kualitas proses IVF di RS. Family Pluit, semakin memantapkan saya untuk terus melangkah, melanjutkan proses bayi tabung.

Pada hari ketiga setelah OPU, kami kembali ke RS untuk proses ET. Oh yah sehari setelah OPU dan menjelang ET, kami diberitahu oleh teman untuk berdoa di wihara yang ada Dewi Kwan Im, rencananya kami ingin sembahyang di wihara ancol tapi karena lokasinya yang jauh, akhirnya kami berdoa di wihara pasar lama, Tangerang. Bagian ini penting karena biar bagaimanapun, dokter dan manusia hanya bisa berusaha tapi tetap di Atas yang menentukan dan Dewi Kwan Im ini hanya perantara bagi kita untuk menyampaikannya ke Tuhan Yang Maha Esa ( ini berdasarkan kepercayaan saya dan istri ). Untuk yang beragama lain, intinya kita meminta kepada Tuhan atas usaha kita untuk mempunyai anak. Seperti anak yang ingin meminta sesuatu kepada orang tuanya, kalo anaknya ga pernah ngomong dan minta, orang tuanya juga tidak tahu kan keinginan anak, begitupula hubungan kita dengan Tuhan. Jadi banyak-banyak doa memang salah satu faktor keberhasilan bayi tabung. Terus terang selama ini saya tidak pernah berdoa di wihara, karena saya pun tidak pernah beribadah kemana-mana.
Kembali ke ET, sebelum pelaksanaan embrio, kami bertemu dan di briefing oleh Dr. Muchsin Djaffar selaku ketua tim IVF RS. Family Pluit mengenai perkembangan embrio dalam 3 hari terakhir. Dari 6 sel embrio di Hari pertama, semua berbentuk menajadi embrio, di hari kedua, 2 embrio rusak dan 4 masih membela menjadi beberapa sel dan hari ketiga, 2 embrio masih berkembang dan membelah lagi menjadi beberapa sel dan 2 stuck alias kondisinya sama dengan hari kedua. Dokter menanyakan kepada kami, berapa embrio yang kami inginkan untuk ditransfer dan kami berdua langsung menyebut angka empat, karena menurut pemikiran awam kami, makin banyak makin besar peluangnya. Dan dokter pun setuju untuk memasukan 4 embrio tersebut dan di estimasi kemungkinan untuk 4 embrionya jadi janin hanya 1 persen dan kami pun gak masalah, yang penting ada yang bisa jadi janin kami sudah sangat bersyukur.

Sesudah proses ET, kami berencana agar istri saya untuk bedrest total dan memutuskan untuk stay di RS. Family untuk beberapa hari, ini demi menjaga proses transfer dan penempelannya berlangsung sesuai harapan kami. Dokter sih menyarankan tidak perlu karena memang secara medis tidak terbukti hal ini bisa membantu. Tapi kami ikutin aja suara hati dan kamipun memutuskan untuk tetap stay selama beberapa hari di RS. Setelah stay 3 hari 2 malam di RS, kami pun kembali ke rumah dan istri saya benar-benar bed rest total. Hanya ditempat tidur dah tidak kemana2 bahkan mandi pun hanya pakai handuk basah. Kembali kepada dunia medis, Dokter memberitahu kami bahwa bed rest tidak secara medis terbukti dapat menambah prosentase keberhasilan bayi tabung tapi menurut pengalaman kami dan saran dari teman-teman, bedrest ini penting juga dan terbukti menjadi salah satu faktor keberhasilan bayi tabung.

Selama bedrest, berikan perhatian lebih kepada istri dan ini tugas suami, supaya istri relax dan tidak penuh tekanan, berikan pijatan2 atau peluk dengan penuh kasih saying, jangan biarkan istri turun dari tempat tidur sedikitpun, kecuali untuk buang air dan itu pun harus berjalan dengan sangat hati2. Beruntung saya memiliki waktu banyak untuk menemani istri saya, karena saya ingin all out kali ini dan mengajukan cuti yang sangat panjang, balik lagi pada prinsip saya “uang bisa dicari, tapi umur ga bisa dibeli dengan uang”. Bagi yang tidak bisa cuti, bisa panggil saudara atau pembantu untuk melayani kebutuhan istri selama bed rest.

Tips lainnya adalah bicara dengan embrionya, baik itu oleh suami anda atau istri anda, buat saya, setelah penyatuan sperma dan sel telur, maka terbentuklah embrio, nah setelah proses terbentuknya embrio ini lah, si embrio sudah mempunyai roh dan jiwa dan wajib diajak bicara. Salah satu kalimat yang saya sering ucapkan hampir setiap hari adalah “Semoga kamu bisa berkembang jadi janin, papa mama sudah menunggu lama dan berusaha keras untuk memiliki kamu, terus berkembang dan terus berkembang dari embrio ke janin dan lahir dengan selamat dan sehat”. Tips ini agak janggal memang, tapi apa salahnya untuk berusaha dan tips ini sudah kami sebarkan ke sahabat-sahabat kami yang juga susah punya anak bahkan telah gagal beberapa kali di program bayi tabung. Salah satunya teman istri saya di Taiwan yang sudah berkali-kali gagal proses bayi tabung ini, istri sayapun memberi semangat agar segera melakukan bayi tabung lagi dan ajak bicara embrionya setelah proses ET dan berhasil.

2 minggu setelah proses ET telah kami lalui, gak tega lihat istri saya yang benar2 terbaring sampai 2 minggu demi menunggu si buah hati. Satu hari sebelum kembali ke RS Family untuk test pack, kami berpikir untuk test pack di rumah, tapi takut hasilnya tidak sesuai harapan, maka kami putuskan untuk menunggu sampai esok hari. Oh yah, beberapa hari sebelum test pack, (maaf) daerah sekitar puting istri saya terdapat benjolan-benjolan dan saya rasa ini adalah pertanda kehamilan, pada saat itu saya belum tahu kalau itu tanda2 hamil, saya baru sadar kalau itu tanda-tanda kehamilan setelah kehamilan bbrp minggu, benjolan2 itu semakin banyak dan besar.

Hari H, kami bangun pagi2 sekali karena semalaman sudah tegang antara jadi atau tidak jadi, sepanjang perjalanan saya dan istri sudah menyatakan puas dengan hasil kerja keras tim dokter RS. Family, walaupun seandainya tidak berhasil kami tetap akan mengucapkan terima kasih kepada tim dokter RS. Family, kenapa? Karena kami bandingkan sewaktu kami program bayi tabung pertama kami di Taiwan pada tahun 2011, tim dokter di RS. Family benar-benar care dan lebih detail dalam usaha membantu kami untuk mendapatkan anak. Betapa tidak, test demi test dilakukan untuk memastikan program bisa berlangsung lancar, terutama pada saat proses penyuntikan dan pemberian vitamin yang tepat selama proses pra bayi tabung.

Tiba di rumah sakit, kami makin tegang, istri saya lalu diambil air seninya dan dibawa kedalam, dan kami hanya berharap2 cemas, istri saya sangat tegang sekali waktu itu dan saya mencoba untuk tenang dan mencoba meyakinkan istri saya, kalau kita sudah berusaha, kalaupun sampai gagal, kita akan coba lagi, pokoknya kali ini kami bakal all out terutama dalam segi biaya. Tak lama setelah suster membawa air seni kedalam, suster memberi tahu saya via Whatsapp bahwa hasilnya sangat amat terang dan kemungkinan kembar. Langsung pecah ketegangan saya saat itu, serasa saya ingin memeluk semua orang yang ada didekat saya. Suster rencana menyarankan saya untuk kasih surprise ke istri saya dan jangan langsung kabarin dia setelah saya menerima kabar dari WA. Tapi pas melihat raut wajah istri saya yang sangat amat tegang banget, saya cium pipinya dan bilang ke dia bahwa hasilnya positif, pecahlah tangis kebahagiaan istri saya dan saya pun tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan saya, pecah lah air mata saya. Dan 2 hari lagi setelah kabar bahagia ini adalah ulang tahun perkawinan kami yang ke 10. Hari itu adalah hari yang sangat amat bahagia buat kami, pengorbanan biaya, waktu dan pikiran terbayar sudah. Dalam hidup saya, tidak ada hari yang seindah hari itu.

Yang pertama saya kabarin selain istri saya yaitu orang tua saya, mama saya pun menangis bahagia, maklum ini cucu pertama mereka yang sangat mereka tunggu2. Bagi sebagian orang Taiwan, pemberitahuan kehamilan adalah setelah 3 bulan kehamilan, tapi begitu sampai dirumah, istri saya hanya memberitahu orang tuanya. Tunggu sampai 3 bulan baru kasih tahu semua keluarga dan teman dekat. Hari itu kami seolah-olah tidak percaya dengan hasilnya saking senangnya, bukannya tidak percaya dengan test pack tapi seolah-olah kami sedang bermimpi dan benar-benar mujizat kalo istri saya bisa hamil, istri saya pun benar-benar tidak menyangka bahwa perjuangan kita telah membuahkan hasil. Sampai hari ini pun kadang-kadang saya berasa tidak percaya kalo saya akan segera menimang si kecil (tulisan ini dibuat ketika istri saya sudah mengandung 9 bulan).

Dan setelah mengetahui kabar positif ini, saya baru merasakan bahwa tekanan batinnya jadi makin besar, si embrio belom berkembang sepenuhnya, masih banyak liku-likunya. Saya jadi lebih tertekan dibanding menunggu hasil selama 2 minggu kemarin itu. Selama 2 minggu menunggu hasil, saya bawa santai, saya tidak ingin terlalu memikirkan karena betapapun stress dan tegangnya kita menunggu hasil, tidak akan merubah keputusan Tuhan untuk memberikan kita keturunan atau tidak. Jadi yah saya bawa santai aja, kalo gagal tinggal coba lagi dan saya juga selalu menasehati istri saya supaya tidak terlalu tegang, just relax and let God take care the rest tapi sebenernya tetap aja tegang tapi tidak setegang dan tertekan waktu proses IVF pertama kali.

Sejak hasil test pack positif, kami dianjurkan untuk memeriksa kandungan seminggu sekali agar dokter bisa memonitor perkembangan embrio dengan seksama. Pertama kali USG sejak dinyatakan positif, dokter melihat dua kantung janin di rahim istri saya dan hasilnya memang benar-benar kembar. Thanks God, seandainya dapat satu pun kami sudah sangat bersyukur, tapi ini dikasih 2 sekaligus, PAHE, Paket Hemat, bayar 1 dapat 2.

Lepas 3 bulan, kami sudah tidak rutin memeriksakan kandungan ke dokter tapi pas setelah lepas 3 bulan, istri saya keluar flek merah yang lumayan banyak, bagai disamber petir, kami kuatir sekali karena ini pertama kali istri saya hamil dan masih newbie jadi masih bener-bener awam dan pada saat itu lagi libur lebaran. Beruntung tim IVF di family punya suster-suster yang baik hati dan siap setiap waktu. Saya WA salah satu suster senior, beliau menyarankan untuk langsung ke RS untuk cek dan menanyakan kondisi istri saya pada saat keluar flex, beliau bilang tidak bahaya tapi tetap menyarankan kami untuk datang.

Hari berlalu, sampai tiba waktunya dan tinggal menghitung hari. Oh yah, tips buat calon papa mama, jangan pernah capai atau malas untuk berbicara ke jabang bayi, roh dan jiwa mereka sudah disekitar kita. Bicara lah yang baik-baik seperti kita sedang menasehati anak kecil seperti misalnya jangan bandel di dalam, tetap sehat dan berkembang karena papa mama sudah menunggu lama sekali dan sudah gak sabar untuk melihat kalian, jagain mama supaya tidak terjadi apa2 selama kehamilan dan waktu melahirkan.

Sekedar tips untuk memilih klinik bayi tabung berdasarkan prinsip dan pengalaman saya,
Pada dasarnya prinsip bayi tabung adalah menyatukan sel sperma dan sel telur di luar rahim, jadi semua dokter memiliki metode yang sama, hanya bisa menghantar sampai embrio dan penanaman embrio, selanjutnya terserah Yang Maha Kuasa. Jadi saran dan ajakan teman kami, untuk program bayi tabung di Kuala Lumpur, Penang, Singapore, Surabaya, dll tidak kami jalankan karena satu yaitu repot bulak balik, belom lagi mesti sewa apartemen dan harus stay didaerah asing, rumah sendiri adalah tempat yang paling nyaman dan relax. Saya memilih RS. Family Pluit karena aksesnya yang paling dekat dari tempat saya tinggal, yaitu di Tangerang dan saya beruntung karena Tim IVF di RS. Family memang benar-benar mengutamakan kekeluargaan, teliti dan detail, menjaga hubungan yang baik dengan pasien-pasiennya membuat kami nyaman disana. Ini penting, karena bila kita tidak mendapatkan pelayanan yang ramah, seperti misalnya melihat suster yang jutek atau dokter yang tidak informatif, saya mungkin bisa langsung pindah ke RS lain. Bayangkan, pertama kali kita memutuskan untuk ikut program bayi tabung aja, tegangnya udah amat sangat, ketemu pelayanan yang tidak sesuai, emosi bisa gampang naik.

Tim dokter dan tim suster di RS. Family Pluit, patut kami acungin jempol, bahkan bila tidak berhasil pun, kami puas dengan pelayanan mereka. Terima kasih yang sangat tidak terhingga kepada tim dokter dan tim suster RS. Family Pluit yang turut berjuang bersama kami dalam mencapai keinginan kami untuk mempunyai keturunan. Suster yang ramah dan ringan tangan susah dicari, keramahan mereka tidak bisa terbayarkan oleh uang, kami hanya bisa mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada beliau-beliau ini. Semoga Tim IVF RS. Family tetap selalu membantu pasangan yang susah mempunyai keturunan.

PS:
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada tim dokter IVF RS. Family,
Dr. Muchsin Djaffar, Sp.PK selaku ketua Tim IVF RS. Family atas pelayanannya yang ramah dan informative.
Dr. Malvin Emeraldi Sp.OG (dokter gaul, enak bercanda dan skillnya yang top dan tidak diragukan lagi, beliau ini dokter favorit kami selama program di RS. Family, orangnya ramah banget dan gaul banget. Terima kasih banyak yah Dr. Malvin atas usahanya mengambil sel telur istri saya secara maksimal dan dengan sempurna mentransfer embrio ke rahim istri saya)
Dr. M. Luky Sp.OG (dokter cool dan sangat kooperatif, terima kasih banyak yah dok, yang sudah berhasil kuret istri saya)
Dr. Yuslam Sp.OG (dokter senior yang senang bercanda dan murah senyum, terima kasih banyak dokter atas bantuannya selama kami ikut program)
Dr. Yuli (dokter junior yang tadinya saya pikir seorang suster hehehe, terima kasih banyak yah dokter atas bantuan dan perhatiannya)
Juga saya mau mengucapkan terima kasih banyak kepada tim suster IVF RS. Family:
Suster Astina, suster senior yang ramah, informative dan selalu membalas WA saya bila saya bertanya-tanya. Suster Astina sangat amat banyak membantu kami mengatasi masalah dan pengarahan untuk pertolongan pertama bila terjadi apa-apa. Terima kasih banyak atas perhatiannya sejak kami pertama kali datang ke RS. Family sampai lahirnya si kembar.
Suster Dian, suster yang murah senyum dan yang pertama kali memberitahu saya via WA kalo hasil test urine istri saya positif dan tebakan beliau pun sangat tepat, hasilnya kembar. Terima kasih banyak yah suster, semoga amal dan budi baiknya bisa dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Juga terima kasih kepada tim suster (Suster Hani, Suster Sri) dan tim laboratorium IVF RS. Family Pluit (Dr. Dianing Amalia, Ine, Anggun Dan Esti).

Share
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (3 votes, average: 3.67 out of 5)
Loading...

Berhasil hamil alami setelah gagal bayi tabung – Vincentia

Halo, saya disini ingin berbagi tentang pengalaman pribadi saya menjalani program bayi tabung, website ini membantu saya dalam mencari informasi ataupun sebagai teman berdiskusi. Karena itu saya harap sharingan ini dapat berguna bagi teman2 semuanya.

Saya 26 tahun dan sudah menikah selama 1,5 tahun. Karena tidak sabar untuk memiliki momongan, kami ke Dr. Aucky Hinting atas rekomendasi keluarga. Disana saya di USG transvaginal dan suami di cek spermanya. Setelah di USG, Dokter mengatakan bahwa tidak ada masalah dengan saya, hanya ada sisa darah menstruasi yang tertinggal dan saya diberikan obat KB untuk membersihkannya. Sedangkan untuk suami, jumlah spermanya dinyatakan hanya sekitar 2jt, dimana untuk dinyatakan subur adalah antara 20-30jt. Dokter mengatakan untuk kehamilan normal peluangnya sangat kecil, namun apabila kami Ingin mencoba secara normal, bisa diusahakan dengan cara operasi untuk memperbaiki kualitas dan jumlah sperma, namun dibutuhkan kesabaran dan dokter tidak bisa memastikan jangka waktu untuk mencapai keberhasilan mendapatkan momongan.

Karena tidak mau menunggu dengan ketidakpastian, kami menanyakan apakah ada jalan lain, dan Dr. Aucky menyarankan untuk melakukan proses bayi tabung, sedangkan untuk opsi inseminasi tidak disarankan dikarenakan jumlah sperma suami yang sangat kurang yg berakibat sangat kecilnya tingkat keberhasilan inseminasi. Kami setuju untuk memulai proses bayi tabung bulan selanjutnya, dan sementara menunggu suami diberikan vitamin dan antioksidan dalam bentuk tablet untuk diminum.

Hari ke 2 menstruasi, saya datang lagi ke klinik Dr. Aucky di Siloam Surabaya untuk diambil darah dan USG transvaginal. Setelah memeriksa hasil lab dan USG, dokter memutuskan untuk bayi tabung short protocol, dimulai besok malamnya dengan suntik gonal 1,5 ampul selama 8 hari. Hari ke-6 ada tambahan suntikan karena hormon saya kurang. Dan juga suntikan anti pecah karena ada bbrp telur yg sudah besar, sedangkan sebagian telur yang lainnya masih berukuran kecil. Setelah diberikan suntikan terakhir, saya beristirahat 1 hari di rumah sebelum melakukan proses OPU (pengambilan telur). Dalam proses OPU, ada 10 telur yang diambil, namun pada proses ET 3hari kemudian, dokter menginformasikan hanya 6 yang bisa dibuahi dan hanya 2 yang membelah, 1 dgn kualitas good, dan 1 dengan kualitas biasa. Jadi ada 2 embrio yang ditanam tanpa adanya cadangan. Setelah 5 jam beristirahat di Siloam dengan posisi berbaring dan kaki diangkat lebih tinggi dari kepala, saya pulang ke rumah dibekali crinone yang diaplikasikan setiap hari sebelum tidur.

12 Hari kemudian, pagi jam 7 saya ke Siloam untuk ambil darah test HCG, dan disuruh telp jam 12 siang untuk mengecek hasilnya. Dag-dig-dug sampai jam 12, akhirnya suami saya memberanikan diri untuk telp. Selama dia menelpon, saya perhatikan raut wajahnya dan saya langsung lemas menyadari bahwa hasilnya negatif. Setelah tutup telpon, saya tanya brp HCGnya? Dia bilang 3,5. Langsung kami menangis karena pada wanita hamil, HCG diatas 12. Kami pun saling menguatkan dan dia bilang sore kami harus balik ke Siloam untuk evaluasi. Kebetulan pada hari itu, yang praktek adalah Dr.Hamdani, salah satu team Dr.Aucky yang juga hadir pada saat OPU dan ET. Dr.Hamdani cukup informatif dan sabar dalam menjelaskan kemungkinan penyebab gagalnya proses bayi tabung ini, walaupun sebelumnya diprediksi presentase keberhasilannya mencapai 70% mengingat umur saya masih dibawah 30 tahun. Dokter menyarankan untuk hidup sehat dengan mengurangi makan daging merah dan gorengan, memperbanyak jus buah, makanan dengan protein tinggi, dan tidak lupa olahraga ringan teratur. Tidak disarankan untuk olahraga berat dan mengkonsumsi suplemen apapun karena dapat mempengaruhi kualitas sperma dan hormon. Suami diberikan multivitamin Dan antioksidan dalam bentuk tablet lagi. Pada akhir penjelasannya, dokter mengatakan untuk terus mencoba secara alami karena setelah program ivf, wanita sangat subur akibat suntikan gonal dan crinone, dan sekitar 5% berhasil hamil alami setelah proses bayi tabung. Apabila ingin mencoba bayi tabung lagi, harus menunggu sekitar 3-4 bulan agar rahim dapat siap lagi.

Saya kembali ke Jakarta untuk beristirahat setelah kegagalan itu, dan saya mulai research klinik bayi tabung di Jakarta, sebagai opsi lain. Jujur, saya agak stress saat tinggal di Surabaya dan saya ingin menjalani bayi tabung yg ke-2 dengan lebih santai. Setelah mendatangi bbrp klinik, saya dan suami memutuskan untuk mencoba di Family Fertility Center RS.Family di Pluit. Disana kami bertemu dengan Dr. Muchsin Jaffar dan langsung merasa cocok. Karena pesimis dengan terjadi kehamilan alami, saya dan suami memutuskan untuk program bayi tabung lagi. Dokter menyemangati dengan kata2 positif untuk jangan putus asa dan terus mencoba selama menunggu siklus berikutnya, siapa tau bisa jadi katanya. Disana dokter menganjurkan untuk memulai program di bulan Januari dan sementara menunggu saya diberikan vitamin ovacare dan asam folat, terus disuruh tes HSG (saya blm pernah test HSG sebelumnya) sebagai salah satu syarat standar untuk mengikuti bayi tabung. Dijelaskan bahwa HSG bertujuan untuk mengetahui apakah ada penyumbatan, perlengketan, dan gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada saluran indung telur yang bisa menghalangi keberhasilan program bayi tabung. Suster juga mengatakan bahwa setelah HSG saluran telur akan menjadi lebih bersih dan siapa tau akan melancarkan jalan pertemuan sel telur dan sperma sehingga bisa terjadi kehamilan alami.

Sebagai tambahan, saya juga melakukan akupuntur 2x seminggu, tidak minum soda, minuman yang mengandung kafein spt teh dan kopi, dan atas saran tante saya, mulai minum jus (kata tante saya jus ini namanya jus femi, karena yang memperkenalkannya di Internet namanya ibu femi. Tante saya taunya dari temennya yang suaminya divonis spermanya 0. Kemudian dia minum jus ini secara teratur dan sekarang sdh dikaruniai 2 anak). Komposisinya untuk 1x minum (dibagi 2 untuk suami dan istri):
– 2 wortel import
– 1 apel malang
– 1 tomat
Saya menambahkan 1 sendok madu untuk menambahkan manis.
Saya dan suami minum juice ini 2x sehari, setiap hari.
Dan tentu saja disertai doa setiap harinya.

Puji Tuhan, sebulan sebelum memulai program bayi tabung lagi, saya berhasil hamil secara alami, mudah2an semuanya lancar dan saya berharap dengan sharing disini, ada pasangan lain yang dapat terbantu untuk mendapatkan buah hati.

Share
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Cadangan sel telur sedikit dan sperma oligoastheno – Diani

Menikah Desember 2012, sampai akhirnya di usia pernikahan memasuki tahun kedua memutuskan untuk program hamil ke dokter obgyn.

Selama satu tahun jika melihat haid rasanya seperti melihat aib.. dan terkadang saya menangis sesegukan diam-diam bahkan terkadang terlihat oleh suami dan dia hanya bisa bilang ya sabar, belum rezeki. Ya Allah, berikanlah saya kesabaran.

Sebelumnya pernah mendatangi dokter obgyn, tetapi saat itu belum terlalu serius mengingat usia pernikahan yang masih terbilang baru. ke dokter karena pernah sebulan haid dua kali. dan kata dokternya itu masih normal. saat itu hanya di USG dari luar dan katanya juga bagus. jadi semenjak itu saya lebih santai dan kesimpulannya mungkin saya salah memilh dokter!

13 Februari 2014

Betul, tanggal tersebut adalah hari pertama saya memulai program kehamilan. kali ini saya memilih RS Premier Bintaro dengan dr. Djoko Sekti Wibisono, SPOG, KFER. Hasil dari googling saya akhirnya memilih beliau. selain karena liat daftar pengalamannya, juga diliat karena beliau sepertinya sudah agak sepuh dan senior hehehehe. Pertama kali bertemu dengan beliau rasanya deg-degan sekaligus bingung. dan untungnya dokternya paham akan maksud kedatangan saya. Oiya, saya datang sendirian looh..tanpa suami. Secara kalau nunggu suami kapan mulai programnya?? saya harus memahami kondisi pekerjaannya yang super duper sibuk.

Setelah basa basi ngobrol sebentar, saya langsung di USG Transvaginal, waw banget rasanya. karena itu pertama kalinya. Dan dan ternyata dokter bilang ada kista (wajah langsung berubah pucat). Tapi dokternya menenangkan, sembari beliau menceklist daftar rujukan yang harus saya lakukan. waktu saya tanya apakah berbahaya dok? beliau menjawab “mbak ke lab aja dulu, test darah nanti hasilnya kita lihat sama-sama”. Baiklah nurut aja sama dokter yaaaa…. Bismillah

17 Februari 2014

Setelah kunjungan pertama kali ke dokter, masih dibayangi ada kista yang hinggap dan googling sana sini. Tetapi perasaan takut itu saya coba lawan dan selalu berdoa agar semuanya baik-baik saja. Hari ini saya ke Lab RS Premier Bintaro untuk menjalani test darah HEMA Lengkap, Anti Chlamydia IgG IgM, Toxo IgG IgM, Rubella IgG IgM, CMV IgG IgM, Anti HSV2 IgG IgM, ACA IgG IgM, Progresteron dan CA 125. Borongan yaa test labnya, borongan juga doong sama biayanya… Biayanya kira-kira habis 6jt. Hari itupun saya tetap datang sendiri, suami hanya support by phone.

27 Februari 2014

HSG = Histerosalpingografi
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi saluran telur. HSG ini dilakukan dengan menyemprotkan cairan yang mengandung zak kontras ke dalam rongga rahim melalui vagina. kemudian dilakukan foto rontgen hingga akan terlihat apakah zat kontras tersebut masuk kedalam saluran telur atau tidak. bila masuk berarti bebas dari penyumbatan, sedangkan bila tidak masuk berarti ada penyumbatan atau non patent.

HSG ini dilakukan dihari 9,10 atau 11 dalam siklus haid. Sebelum melakukan HSG saya terus mencari informasi tentang HSG. Dari tanya RS sampai ke mbah google. Informasi dari RS Premier Bintaro, disana sedang tidak melayani dengan alasan alatnya tidak ada (belum datang alat yang baru). googling sana sini akhirnya pilihan saya mantap ke RS Pondok Indah. Telepon untuk bikin appoinment ke bagian radiologi dan lagi-lagi jaswalnya tidak cocok dengan suami saya. Karena berbarengan dia medcheck dikantornya. Oke fine, berangkat sendirian lagi, wanita mandiri harus berani sendiri..Hahahaha (padahal ngerep juga ditemenin). Kurang lebih saya menunggu 1jam. Sebenernya seh dokternya sudah datang tapi saya sengaja mengulur waktu sedikit sambil menunggu teman baru saya yang akan datang ke RS. teman yang saya kenal melalui grup program hamil disalah satu website. kopdarnya pun jadi di RS.heehe

Saya sudah dipanggil kedua kalinya dan teman saya masih belum datang juga dan saya memutuskan untuk masuk keruangan radiologi. Ya sudah, siap tidak siap harus saya jalani. Saya disuruh berganti pakaian dengan pakaian RS semacam kimono. Oleh perawatnya disuruh duduk dulu dan rileks. disana sudah ada surat perjanjian/surat tindakan yang harus saya tanda tangani dan sambil dijelaskan apa itu HSG. Perawatnya ramah banget, bikin tenang dan adem, murah senyum pula. Dia selalu menjelaskan semua kan baik-baik saja kalau mbak tetap rileks, begitu ucapnya. Tidak lama setelah itu, dokter radiologinya pun masuk ke ruangan yang saya bilang ruangan itu mirip kamar operasi mungkin yaaaa…dan posisi saya sudah siap seperti mau melahirkan. Baiklah diintip-intip lagi (mulai terbiasa). Rasanya seh tidak sakit, tapi rada mules gitu seperti mau haid. Dokterpun menyarankan saya tetap rileks sambil diajak ngobrol dan becanda. Prosesnya tidak lama hanya sekitar 5menit kata perawatnya kalau rileks prosesnya juga lancar. Selesei..Alhamdulillah. Saya disuruh rebahan dulu sampai 15 menit dan setelah itu baru bisa berganti pakaian.

Keluar dari ruangan sudah ada teman saya yang menunggu, walaupun kami baru saja bertemu untuk pertama kalinya tapi saya bisa menceritakan semua prosesnya kepadanya. Mungkin kita kenal karena kita satu tujuan yaa…ingin segera mendapatkan momongan. Hasilnya tidak lama, bisa ditunggu dalam 1-2 jam. Sambil menunggu hasil saya dan teman saya pergi ke kantin untuk makan siang dan mengobrol. Setelah makan siang kembali lagi ke bagian radiologi untuk menanyakan hasil. Nama sayapun dipanggil dan setelah itu saya langsung untuk membayar biayanya. Biaya HSG di RS Pondok Indah sekitar 1,3jt. Dalam perjalanan pulang saya baru membuka hasilnya dan hasilnya adalah PATENT artinya tidak ada penyumbatan. Alhamdulillah…. Sampai dirumah masih rada mules tapi tidak terlalu saya pikirkan. Blog yang bilang HSG itu sakit terbantahkan. dan kesimpulannya mungkin tergantung kondisi seseorang, padahal saya tidak diresepkan apa-apa oleh dokter. Hanya disuruh puasa berhubungan dua hari.

06 Maret 2014

Kedatangan kedua bertemu dr. Djoko Sekti Wibisono SPOG,KFER dengan membawa hasil lab yang sudah saya lakukan untuk pertama kalinya dalam hidup. Secara masuk kerja tidak pernah test kesehatan segala. Dibacalah oleh beliau hasil test lab tersebut dan saya positif Rubella dan Anti CMV tapi untungnya yang IgG, jadi masih aman dan tidak berbahaya. Dengan hasil lab tersebut juga saya akhirnya ketahuan ada Alergi bawaan.. Kalau itu seh sudah saya sadari dengan tiap pagi bersin-bersin, atau kena debu juga bersin, ada gatal juga. Jadi sudah tidak kaget lagi waktu dokternya berkomentar. Setelah itu saya minta USG Transvaginal (sudah mulai membiasakan diintip-intip), sayapun menanyakan kista yang bulan lalu dokter sempat melihatnya. Beliau berkata “Ohh…kistanya sudah hilang, itu kista biasa (kista fungsional)”. Alhamdulillah..do’a saya diijabah oleh Allah SWT agar selalu tetap sehat, walaupun sebelumnya sudah panik dan nangis-nangis darah sama suami. hehehehe. Setelah itu dikasih rujukan ke Lab lagi oleh dokter. Lagi??? Ya sudahlah, manut wae… Next saya harus cek hormon dan suami harus analisis sperma…

17 Maret 2014

Saya mendatangi Lab RS Premier Bintaro untuk melakukan test hormon yaitu LH, FSH, Prolaktin, Estradiol, dan Testosteron. Lagi-lagi saya berangkat sendiri ke RS. Dan beberapa hari kemudian hasilnya keluar dan menunjukkan nilai FSH saya tinggi. Hanya mengira-ngira sendiri tanpa tahu artinya. Saya lalu memutuskan untuk tdak segera ke dokter karena suami saya belum melakukan analisis sperma. Saya berpikir daripada saya bolak balik ke dokter dan beliau pasti menanyakan analisis spermanya, akhirnya saya memutuskan untuk menunggu sambil terus membujuk suami agar segera melakukan analisis sperma.

01 Mei 2014

Akhirnya suami saya melakukan analisis spermanya… Alhamdulillah… Analisis sperma juga dilakukan di Lab RS Premier Bintaro. Tidak lupa saya terus mensupport dan berdoa agar prosesnya diberikan kelancaran serta hasilnya bagus. Aamiin. Setelah selesei kamipun langsung pulang kerumah, tetapi malam harinya saya mendapatkan telepon dari Lab RS Premier Bintaro, perawatnya bilang agar analisis sperma dilakukan ulang. Apa?? Saya terus menanyakan alasan kenapa harus diulang tetapi dari pihak Lab RS tersebut tidak begitu menjelaskan secara detail, mereka sepertinya tidak yakin dengan hasilnya,atau ada faktor lain. Diambil positifnya saja, mungkin ada kesalahan dari pihak lab atau hanya untuk memastikan. Tetapi setelah dilihat lagi jadwal suami saya ternyata sudah tidak punya waktu untuk melakukan analisis sperma ulang di bulan ini karena suami saya harus pergi bekerja di Kuala Lumpur sampai akhir bulan. Dan saya hanya bisa pasrah, tidak terlalu saya pikirkan karena saya juga excited diajak untuk mendampinginya. Ya hitung-hitung honeymoon kesekian. hahahaha. Dan suami saya berjanji sepulangnya kami dari Kuala Lumpur akan langsung ke Lab RS Premier Bintaro.

07 Juni 2014

Suami saya menepati janjinya sepulang dari Kuala Lumpur dia akan melakukan analisis sperma. Hasilnya juga sudah keluar. Kali ini saya mengunjungi dr. Djoko Sekti Wibisono SPOG KFER ditemani suami dan ini kali kedua. hehehe. Dengan membawa hasil lab sampai kertas-kertas dari lab itu saya kumpulkan dan rapikan ke dalam wadah map agar memudahkan mencarinya. Dokter bilang FSH saya tinggi, perlu di cek lagi untuk mencari tahu apa sebabnya tak kunjung mendapatkan momongan. Rujukan berikutnya adalah AMH dan Anti dsDNA.NcX. Hasil analisis sperma suami yaitu Oligoastheno dan diberikan resep vitamin Tribestan, Bio ATP dan Oligocare untuk dikonsumsi dalam 3 bulan, sehari satu kali. Untuk detailnya tidak akan saya ceritakan tanpa seizin beliau.Hihihihi.

09 Juni 2014

Jadwal test lab AMH tidak terbatas oleh waktu jadi kapan saja bisa di ambil sample darahnya. Kali ini test Lab dilakukan di Lab Klinik Prodia di daerah Pondok Indah. Dokter meyarankan saya untuk test lab diluar Lab RS. Toh darah saya juga dilempar ke Lab-lab lain. Jadi, mending langsung ke Prodia sendiri dan sample darahnya di analisa dalam keadaan fresh. hahahaha… Saya juga termasuk yang pasien yang penurut karena saya selalu menyetujui saran beliau.

14 Juni 2014

Kunjungan ke dokter lagi… Bawa hasil Lab lagi… Harus tetap semangat, kan sudah ditemani oleh suami lagi, Jadi kalau hasilnya tidak begitu baik saya tidak terlalu panik karena ada suami yang menenangkan hati saya. Dan jreeng,…jreeng…. apa yang dikatakan dokterpun membuat saya shock dan ketakutan. Dokter bilang cadangan sel telur saya sedikit. Saya pun bertanya kenapa bisa seperti itu? Beliau menjawab dengan tenang, Ya… itu sudah dari sanaNya, dari Allah sudah diberikan sel telur sedikit. Masuk akal seh, tapi tetap saja sedih. Mengherankan juga dengan kondisi AMH yang sangat rendah saya masih diberikan haid walaupun tidak teratur. Lalu dokter menyarankan untuk mengistirahatkan hormon saya dan diresepkan pil Diane 35 untuk melancarkan siklus haid saya, tetapi yang saya kaget lagi obat ini berfungsi juga sebagai pil KB. Ya Allah, program hamil malah disuruh KB. Kakak dan sahabat saya menyarakan untuk mencari second opinion dari dokter lain. Saya memutuskan untuk konsultasi dengan sepupu suami saya yang kebetulan dia juga dokter obgyn. Dia sependapat dengan dr. Djoko Sekti Wibisono SPOG KFER agar saya meminum pil tersebut. Katanya, jangan melihat itu pil KB tapi lihatlah dari sisi hormonalnya. Lagi-lagi saya hanya menurut, setelah bahasan mengenai pil tersebut, dia merekomendasikan salah satu dokter di RSCM Kencana Klinik Yasmin yaitu Dr. dr. H.R. Muharam SPOG (K) dan saya mengiyakannya. Setelah perbincangan dengan sepupu suami saya, saya memantapkan hati untuk meminum pil tersebut dengan ikhlas selama 3 siklus haid.

12 Agustus 2014

Setelah rehat dua bulan saya tidak ke dokter obgyn, akhirnya saya kembali ke “rutinitas” program hamil. Rehat karena bulan Ramadhan untuk fokus beribadah, dan kedua memang sengaja menghabiskan pil Diane 35 dua siklus haid. Iya, hanya dua siklus, masih ada satu siklus lagi saya sudah memutuskan untuk stop. Intinya adalah saya masih penasaran dan “tidak sabar” menantikan buah hati. Mengingat lebaran kami harus melihat banyak balita waktu kumpul keluarga besar. Kali ini saya ke RSCM Kencana Klinik Yasmin, rekomendasi dari sepupu suami saya. Jadwal appoinmentpun saya buat 3 hari sebelum hari kedatangan. Saya bertemu dengan Dr.dr H.R.Muharam SPOG (K) dengan membawa history kesehatan saya. Dan tidak lupa saya “diintip” dengan USG Transvaginal. Beliau bilang rahim saya bagus dan masalahnya sudah diketahui dari hasil lab yang kemarin yaitu cadangan sel telur saya sedikit dan suami Oligoastheno.

Rasanya seperti disambar petir waktu dokter bilang saya disarankan untuk mengikuti program Bayi Tabung. Padahal awalnya saya berencana untuk program Inseminasi dulu. Tetapi belum sempat mengutarakan niat saya ke beliau, beliau sudah membicarakan Bayi Tabung. Bagaimana tidak kaget, saya datang sendiri dan tidak terpikirkan akan sejauh ini. Walaupun kami pernah membicarakan masalah Bayi Tabung, benar-benar kaget saya mendengarnya. Dokter bilang Inseminasi hanya akan buang-buang waktu melihat sel telur saya sedikit dan ditambah suami Oligoastheno.

Pertemuan pertama dengan Dr.dr. H.R.Muharam SPOG(K), saya langsung diberi rujukan untuk melakukan test lab Hormon ulang,Analisa Kromosom dan Histeroskopi. Sedangkan suami diberi rujukan untuk test Lab Hormon juga dan Analisa Sperma plus HALO . Analisa Kromosom hanya bisa dilakukan di Klinik Genetika Lembaga Eijkman RSCM yang letaknya ada disebelah RSCM Kencana, dilingkungan bangunan tua RSCM. Setelah menenagkan diri sebentar tanpa buang-buang waktu saya langsung ke gedung tersebut untuk melakukan Analisa Kromosom. Dan yang saya kaget adalah disana juga saya harus bertemu dengan dokter terleih dahulu. Saya lupa nama dokternya kalau tidak salah namanya dr.Muna. Dia sepertinya wanita keturunan, dan sangat ramah. Didalam ruangan saya seperti diinterview tapi bukan interview masuk kerja melainkan mengenai kondisi saya menyangkut rujukan dari Dr.dr. H.R.Muharam SPOG(K). Tanya jawab lumayan lama sekitar 15menitan. Setelah itu saya baru bisa diambil sample darahnya untuk dianalisa.

Berdasarkan yang saya baca di Klinik Genetika tersebut, dengan analisa kromosom jumlah dan struktur kromosom janin/ bayi pada tiap selnya dapat dilihat, sehingga kelainan daripada jumlah kromosom dapat dideteksi sebelum bayi lahir. Jika memang ada kelainan kromosom keputusan untuk meneruskan kehamilan atau tidak berada ditangan pasien. Namun hasil dari analisa kromosom sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter obgyn atau konseler genetik sebelum membuat keputusan.

Hasilnya akan keluar sekitar 3 mingguan, lama yaaa…dan saya hanya bisa berdoa. Usaha sudah, tinggal doa yang banyak. Bismillah…Mudahkan jalan kami ya Allah…..

13 Agustus 2014

Ke Lab Klinik Prodia lagiiiiii….Untuk kedua kalinya sample darah saya diambil untuk diperika nilai AMH dan entah sudah berapa kali darah saya diambil. Sudah tidak takut lagi dengan jarum, bahkan sekarang sudah sangat terbiasa. Apalagi Dr.dr. H.R.Muharam SPOG(K) menyarankan saya dan suami untuk terapi suntik. Daaaaan hasil nilai AMH saya tidak banyak berubah, hanya naik 0,01 dari hasil AMH yang pertama, artinya memang cadangan sel telur saya sedikit.

15 Agustus 2014

Hari ini suami saya libur, jadwalnya ke Lab Klinik Prodia. Giliran suami saya yang diambil darahnya untuk test Lab Hormon, LH,FSH,Prolaktin, dan Testosteron. Menurut kacamata kami, hasil menunjukkan baik semuanya. Karena belum ada rencana ketemu Dr.dr. H.R.Muharam SPOG(K) lagi mengingat saya masih punya PR harus Hisretoskopi, test ulang Hormon dan suami punya PR untuk Analisa Sperma+HALO.

18 Agustus 2014

Dalam dua minggu saya sudah diambil darahnya sebanyak 3 kali. Rekor terbaru dalam hidup saya, rekor yang menurut saya menyakitkan tetapi saya ikhlas menjalaninya. LH, FSH, Prolaktin, dan Estradiol itu daftar testnya, dan saya sudah fasih melafalkan kata-kata tersebut. Saya lupa test itu dilakukan dengan syarat puasa 12 jam atau tidak. Akhirnya saya menjalani test tersebut tanpa berpuasa dan hasilnya memang beda dengan hasil Lab Hormon yang pertama. Tinggal tunggu pendapat Dr.dr. H.R.Muharam SPOG(K) dan harus sabar menunggu bertemu dengan beliau, jadi ingin cepat-cepat selesaikan PR. Semua usaha akan saya tempuh untuk segera mendapatkan momongan. Semenjak pertemuan pertama dengan Dr.dr. H.R.Muharam SPOG(K) saya juga berpikiran untuk Terapi Akupuntur. Awalnya saya meragukan karena yang menyarankan adalah mertua saya, apalagi melihat kartu nama dokter tersebut bukan dokter spesialis akupuntur medik. Bukan menyepelekan dokter tersebut ataupun tidak percaya. Tapi sepertinya saya sudah menemukan dokter akupuntur yang tepat dan saya mantap menjalaninya. Yaitu dr. Handaya Dipanegara, SpAK, MKes yang membuka Klinik di Bintaro dan praktek di RS Pondok Indah. Sambil menunggu haid selesai, saya terus browsing mengenai Histeroskopi dan Akupuntur yang akan saya jalani. Karena akupuntur dilakukan bila sedang tidak haid. Maka akupuntur akan saya jalani pada minggu terakhir bulan Agustus. Untuk minggu ini saya harus menyiapkan mental untuk Histeroskopi dan suami melakukan Analisa sperma plus HALO. Keep fighting….(menyemangati diri sendiri)… Bismillah… ditunggu yaa cerita selanjutnya….Doakan saya…..

Continued in post Cadangan sel telur sedikit dan sperma oligoastheno (2).

Share
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (3 votes, average: 2.00 out of 5)
Loading...

Berhasil hamil alami setelah 2x gagal bayi tabung – Indira

Saya menikah akhir 2007, tahun 2008 saya mulai program baby karena belum hamil setelah menikah 1 tahun. Diagnosa dokter kandungan menyatakan bahwa telur saya kecil-kecil (PCO), dimana saya diresepkan metformin yang harus diminum setiap hari untuk membesarkan telur. Kemudian saya program dengan obat-obatan untuk inseminasi natural. Setelah mencoba dan tidak berhasil hamil, maka saya mencoba inseminasi buatan 2x yang semuanya gagal. Hasil tes sperma suami saya adalah asthenoteratozoopermia, dan ada varikokel. Sementara dari HSG test, diketahui tuba kanan saya tersumbat.

Karena ada problem di suami juga, maka saya memutuskan ke dr Aucky di Siloam Hospital karena beliau androlog. Dari hasil pemeriksaan saya disarankan untuk inseminasi yang ketiga, dimana saya diresepkan suntik gonal 3 hari sambil dicek perkembangan sel telur saya. Ternyata ada 5 sel telur yang besar, sehingga saya ditawari untuk bayi tabung karena jika dilakukan inseminasi ada resiko ke 5 telur tersebut terbuahi semua sehingga menjadi embryo dimana kehamilan kembar 5 sangat beresiko. Akhirnya saya menjalani program bayi tabung (short protocol) dimana dari 5 sel telur ada 3 embryo yang bagus dan ditanam.

Dua minggu kemudian, tepat hari pengumuman – saya menstruasi. bayi tabung pertama di tahun 2010 tersebut gagal. Dengan sedih saya asumsikan kegagalan tersebut karena saya tidak bedrest setelah embryo transfer, namun dari dr Aucky sendiri menyatakan bahwa semuanya baik tetapi untuk proses menempelnya embryo ke rahim adalah suatu hal yang masih diluar kuasa manusia.

Setelah kegagalan tersebut akhirnya saya rutin browsing di website ini, dan menemukan dr Ng Peng Wah di Lam Wah Ee Hospital Penang. Pebruari tahun 2011 saya konsultasi ke dr Ng di Penang, dan beliau menyarankan saya untuk melakukan laparoskopi. Di bulan Oktober akhirnya saya menjalankan laparoskopi dimana dinyatakan bahwa tuba kanan saya tersumbat, sementara tuba kiri saya separuh tersumbat. Dimana sudah dilakukan hidrotubasi, tetapi air tidak bisa tembus saluran tuba kiri tersebut. Dengan kata lain, harapan saya untuk memiliki anak adalah dengan bayi tabung dan kecil untuk normal. Sempat shock mendengar hasil laparoskopi tersebut, untunglah saya berkonsultasi dengan Ms. Low Bin Kee dimana beliau menjelaskan prosedur bayi tabung dengan jelas, telaten dan cukup membesarkan hati saya. Menurut saya ini keunggulan bayi tabung di Lam Wah Ee, jadi di awal lebih punya bayangan akan prosedur bayi tabung. Biaya bayi tabung di Penang dan Surabaya saya hitung-hitung hampir sama (saat itu ringgit masih 3ribu), tetapi saya perlu biaya ekstra untuk tiket pesawat dan kos di Penang.

Karena saya bekerja, maka saya ijin cuti sekalian 1 bulan pada Pebruari 2012 dan menjalani bayi tabung long protocol di Lam Wah Ee. Sebenarnya kunjungan ke dokter untuk suntik gonal dan USG untuk cek ukuran telur adalah 3-5 hari sekali, tetapi karena sulit dan akan lebih mahal jika saya PP Sby-Penang dimana tidak tiap hari juga ada flight maka saya stay di rumah petak dekat Lam Wah Ee. Saya kira dengan stay di Penang akan lebih focus menjalani program bayi tabung, saya ditemani kakak yang berobat juga di Penang. Dimana suasana kota Penang sangat tenang, transportasi kemana-mana dengan menggunakan bus mudah, dan dari kos ke pasar juga dekat.

Akhirnya dari OPU, bedanya OPU di Lam Wah Ee dilakukan dalam keadaan bius total jadi tidak terasa sakit sama sekali didapatkan 15 telur. Dari 15 telur diseleksi, tinggal 6 yang bagus dan jadi 4 embryo yang semuanya moderate tidak ada yang good. Malam hari setelah OPU saya sempat mengalami sesak napas dimana dada saya sakit sekali, sehingga jam 11 malam saya harus ke UGD. Kemungkinan sakit dada saya ini akibat PCO, dimana rongga tempat sel telur saya yang diambil saat OPU terisi cairan. Hal ini membuat saya tidak mantap sebenarnya meneruskan program bayi tabung, tetapi dr Ng tidak bilang apa-apa.

Akhirnya hari ke 4 setelah OPU dilakukan ET, dan dimasukkan 4 embryo. Saat itu ekspresi dr Ng agak suram, sehingga saya tanya kenapa – beliau bilang kalau telur saya kurang bagus. Perasaan saya campur aduk, namun saya mencoba menenangkan diri. Saya bedrest selama seminggu, dimana banyak menghabiskan waktu diatas ranjang dan hanya turun untuk ke kamar mandi. Setelah seminggu saya pulang ke Indonesia, dan seminggu kemudian saat pengumuman ternyata saya menstruasi lagi.

Kegagalan kedua ini sangat membuat saya stress, karena saya merasa telah berusaha lebih baik dari program pertama. Saya cukup terpukul, dan banyak menangis bahkan suami saya pun tak bisa berkata-kata dan ikut menangis. Apalagi mengingat di rumah petak yang saya tinggali selama di Penang, ada 4 kamar yang semuanya ikut program. Ketiga housemate saya itu berhasil hamil dengan kembar 3, kembar 2 dan satu kehamilan tunggal. Saya sendiri adalah yang gagal. Cukup sedih karena saya tidak bisa ikut bergembira bersama mereka. Salah satu penguat saya adalah saat browsing dan membaca ternyata banyak juga yang berhasil setelah 1-2 kali gagal bayi tabung, bahkan ada juga yang baru berhasil setelah 6 kali. Saya sempat korespondensi dengan yang berhasil hamil setelah 6x bayi tabung, dan disarankan untuk ke konsultasi dengan dokter di Singapore.

Kegagalan kedua ini terasa lebih berat dari bayi tabung pertama, dan saya butuh waktu lebih lama untuk recovery termasuk saya sempat konsultasi dengan psikater dimana beliau memberikan masukan yang cukup berharga. Dimana menurut beliau kondisi kejiwaan (tidak boleh stress saat program bayi tabung) itu sangat penting, karena saat kita khawatir dan cemas berlebihan maka tubuh kita akan memproduksi hormone pertahanan diri yang memiliki efek samping antara lain “melawan” semua benda asing dimana embryo juga dianggap benda asing sehingga tidak bisa menempel di rahim. Penjelasan ilmiah mengenai stress ini sangat membuka pikiran saya, walaupun memang tidak mudah untuk mengatur agar tidak merasa stess, merasa takut, cemas maupun kecewa. Saya sempat down dan hampir menyerah untuk program baby, ketika saya email dokter di Singapore menceritakan masalah saya dan diberi informasi bahwa saya kemungkinan kena hydrosalphinx yang meracuni sehingga embryo tidak bisa menempel. Solusinya adalah dipotong saluran tubanya, tetapi dengan dipotong saluran tubanya berarti tidak ada kemungkinan sama sekali saya hamil normal.

Januari 2013, akhirnya saya mengikuti saran teman saya yang berobat ke NUH Singapore. Disana saya bertemu dengan dr Ng Ying Woo yang ahli robotic surgery, dimana saya menanyakan apa benar ada hydrosalphinx dan apakah tuba saya perlu dipotong. Selain itu saya juga konsultasi dengan dr PC Wong yang merupakan kepala departemen fertility center. Beda lagi dengan di Penang, di Singapore pemeriksaan lebih detil dan untuk program bayi tabung disediakan pendampingan psikolog. Bahkan saat saya kesana, ada seminar gratis untuk program bayi tabung yang menjelaskan secara lebih detil lagi dan peserta dipersilakan bertanya apapun. Dari hasil tes masih sama, saya ada PCO dan sperma suami saya asthenoteratoozoopermia untuk tuba falopii tidak diketahui adanya infeksi/hydrosalphinx sehingga dr Ng tidak menyarankan untuk pemotongan tuba. Menurut beliau lebih baik saya langsung program bayi tabung saja. Selain itu dr Ng menyarankan saya untuk : BE HAPPY! Istirahat dari berbagai upaya saya untuk mendapatkan bayi (sejak 2008). Mengingat biaya program bayi tabung di Singapore 12ribu dollar. Saya benar-benar tidak mau memikirkan program bayi tabung, saya putuskan untuk istirahat dulu. Sambil menimbang kemungkinan saya mencoba bayi tabung di Singapore atau kembali lagi mencoba dengan dr Aucky.

Selain ke dokter upaya saya adalah minum obat tradisional, pijat, hypnotherapy, dan saya rutin akupuntur selama kurang lebih 2 tahun termasuk saat saya menjalani program bayi tabung di Penang. Tahun 2013 itu saya putuskan untuk berhentikan semuanya, dan kebetulan tahun itu saya punya banyak agenda bepergian karena dapat tiket pesawat murah. Bulan Pebruari saya dengar teman saya yang sudah 2 tahun menikah dan belum punya anak, berhasil hamil karena minum obat sinshe. Sebenarnya saya sudah pernah ke sinshe tersebut dan minum obatnya di tahun 2008, tapi tidak ada hasilnya. Iseng saya kembali ke sana dan dikasi pil minum yang sekali minum 16 biji, dulunya ternyata saya salah dosis saya minum hanya 4 biji. Setelah resep habis saya tidak kembali kesana lagi. Bulan Mei saat rekreasi ke Macau saya sempat flek kecoklatan yang saya kira mens selama 3 hari, karena dalam kondisi liburan saya tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Sebelumnya saya juga pernah minum obat herbal/tradisional tersebut dan tidak mens selama 2 bulan. Sepulang berlibur dari Macau, saya sempat bulutangkis 2x. Pada minggu ketiga karena harus keluar kota, saya iseng aja beli test pack dan hampir tak percaya ketika hasilnya positif. Saya beli test pack lagi merek lain, hasilnya tetap sama. Akhirnya saya ke dokter dan dinyatakan hamil 7 minggu, bahkan detak jantungnya sudah terdengar. Saya dan suami sampai tidak percaya, dan besoknya saya periksa lagi ke dokter kandungan lain. Benar! Saya dinyatakan hamil 7 minggu. Benar-benar mujizat Tuhan saya rasa, karena disaat saya menyerah dan berserah (setelah mencoba semua cara) ternyata saya dinyatakan hamil. Saat tahu hamil saya sempat khawatir takut terjadi apa-apa, tapi saya pegang saran dr Ng Ying Woo – be happy (don’t worry). Jadinya saya upayakan hati selalu senang, dan tidak mengkhawatirkan segala sesuatu.

Selama hamil 9 bulan, saya hanya 2 kali muntah itupun karena maag. Kehamilan saya jalani dengan senang, saya bahkan sempat beberapa kali jalan-jalan keluar negeri. Untuk makan saya juga makan biasa, tidak menjaga secara khusus atau bagaimana – hanya menghindari yang sewajarnya saja. Akhirnya bulan Pebruari lalu saya melahirkan bayi laki-laki yang sehat, dengan berat 3,8kg dan panjang 50cm. Sharing saya ini untuk semua pasangan yang sedang berupaya memperoleh momongan, tetap semangat ya – terkadang hal yang paling mustahil pun mungkin terjadi. Saran saya sebaiknya jika sudah berusaha beberapa waktu secara normal, dengan obat-obatan, belum berhasil sebaiknya lakukan pemeriksaan menyeluruh. Kemudian bisa mencoba inseminasi, dan jika belum berhasil – Anda memiliki tabungan bisa mencoba bayi tabung. Jangan menunda, karena semakin tua usia maka obat-obatan yang dibutuhkan semakin banyak (makin mahal). Jika Anda mencoba semua dan belum berhasil, Anda juga harus belajar pasrah dan ikhlas. Terkadang disaat kita pasrah dan berserah, Tuhan turun tangan.

Share
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (3 votes, average: 4.00 out of 5)
Loading...