Hai teman-teman, saya mau bercerita mengenai pengalaman saya selama menjalani bayi tabung di Klinik Teratai oleh Dr. Irsal Yan.
Umur saya 29 tahun ketika menjalani bayi tabung, saya sangat merindukan anak. Saya pernah keguguran 1x di usia 6 minggu tepat 2 hari setelah tespak saya positif, dan itu menimbulkan kepahitan bagi saya, karena saya sempat minum kopi, sushi, masih pilates, lari naik turun tangga, dan lainnya sehingga saat saya keguguran pun saya tidak begitu sadar sedang keguguran. Dan itu menimbulkan penyesalan yang sangat dalam di hati saya kenapa tidak lebih berhati-hati saat hamil. Ketika muncul setetes darah saat beraktivitas beberapa hari sebelumnyapun saya tidak curiga. Suami saya hanya bilang itu normal. Mulas-mulas dan pusing pun saya tidak curiga. Walaupun dokter mengatakan itu lebih karena persoalan telur yang terbentuk tidak sempurna, tapi saya tetap merasa sebagian kesalahan saya. Doa saya hanya Tuhan anak saya yang pertama ini tanamkanlah kembali pada rahim saya sebagai anak saya yang ke2, saya akan lebih baik menjadi seorang ibu.
Setengah tahun kemudian saya tidak kunjung hamil, saya mulai konsultasi kepada dokter, di Jakarta maupun di Bandung, diagnosanya mengenai tuba falopi saya tersumbat 1, yang menjadikan kesempatan saya berkurang 50 persen dari wanita normal lainnya. Kemungkinan tertutupnya karena infeksi lama atau saat saya dikuret menyebabkan tertutup. Selain itu saya didiagnosa PCOs, dimana telur saya sangat banyak sehingga nutrisi yang masuk ke telur kurang. Telur saya kecil-kecil. Biasanya supaya terjadi kehamilan butuh ovum berukuran 18 mm ke atas, sedangkan di saat matang telur saya berukuran kurang lebih 11 mm. Semakin saya berusaha dengan makan yang baik, relax dengan suami dll malah telur saya semakin kecil. Mungkin tanpa sadar saya masih stress. Kalau orang bilang jangan stress, sebenarnya malah tambah membuat stress, karena saya tidak tahu bagaimana caranya supaya tidak stress. Program hamil itu butuh mental yang kuat. Dan saya akui saya kurang penyerahan kepada Tuhan saat itu.
Setengah tahun kemudian, saya memutuskan untuk ikut bayi tabung saat sedang promo di Klinik Teratai Kelapa Gading. Suami saya sangat baik, dia mendukung apa keinginan saya yang dapat membuat saya bahagia. Uang kami tidak berlebihan dan bayi tabung akan menghabiskan tabungan kami, saya memikirkan apakah saya harus jalani atau tidak program ini. Kantor saya barusan tutup dan merugi, saham yang kami mainkan kecil-kecilan nilainya jeblok. Saya berdoa sungguh-sungguh pada Tuhan. Kemudian di hari terakhir promo, malamnya teman saya memberikan buku berjudul “Nothing is Impossible” oleh Ps. Juan Mogi, buku yang lama dia janjikan untuk berikan kepada saya, hanya saja saya tidak mengetahui isinya. Beliau juga menjalani bayi tabung, dan mempunyai pengalaman iman yang luar biasa. Saya mengamini dan menganggap itu jawaban Tuhan untuk saya, dan kami mantap menjalani bayi tabung. Saya dan suami pun mendaftar di Klinik Teratai dengan Dr.Irsal Yan. Kami memilih klinik yang dekat rumah supaya dekat bolak baliknya. Dokter ini tegas, kebapakan dan berpengalaman. Orangnya cukup berhati-hati. Mula-mula dia juga menganjurkan supaya kami menjalani program tradisional dulu daripada langsung bayi tabung. Tapi kami tetap ingin menjalani bayi tabung, karena lebih tidak bersifat invasif dibandingkan laparoskopi untuk membuka penyumbatan. Dalam tes hormon diketahui hasil hormon saya berkebalikan (tidak pada umumnya) saya juga kurang mengerti. Dokter Irsal bilang orang asia itu aneh–aneh kasusnya. Sedangkan suami saya puji Tuhan hasilnya baik.
Sungguh bayi tabung membutuhkan kesiapan mental dan sikap yang positif. Disini kita harus menyuntik diri sendiri dalam proses penipisan rahim dan penyuburan telur. Rasa sakit akan terobati saat membayangkan si mungil yang akan berada di rahim kita. Doa dan kepasrahan harus mengiringi proses ini. Saat proses penipisan, terbentuk kista/ myom di rahim saya. Saya tidak tahu apakah ini pengaruh dari obat suntikannya atau tidak. Sayapun harus menjalani penyedotan kista. Biayanya sekitar 6 juta rupiah. Kemudian ternyata telur saya yang jumlahnya banyak itu menimbulkan akibat positif negatif. Ketika diberi penyubur, menimbulkan OHSS. Reaksi berlebihan terhadap penyubur. Jumlah telur subur saya banyak sekali dan besar-besar, akan tetapi setiap hari saya harus mengonsumsi 15 putih telur ayam kampung dan pujimin(pil ikan gabus), juga susu tinggi protein. Semuanya untuk pencegahan OHSS, yang ternyata kurang berhasil juga. Saat OPU, ovum yang berhasil diambil berjumlah 38, dan oositnya 23 buah. Saat hendak penanaman embrio/ ET, badan saya mengalami gejala OHSS seperti mual, kembung, perut penuh dan kencang, sesak nafas. Dokter tidak berani memastikan apakah hendak ET sesuai jadwal, karena takutnya kondisi saya semakin parah. Saya sedih juga, karena bagaimanapun juga lebih baik proses dengan first cycle daripada thaw cycle. Selama 3 hari kami berdoa, dan saat hari ET kami harap-harap cemas apakah dokter membolehkan. Hasil tes labnya baik dan kembali normal. Embrio kami ada 10 yang excellent, 4 good, 2 moderate, kami bersyukur sekali untuk kejadian Tuhan yang baik. Dokter pun memutuskan ET sesuai jadwal, 2 embrio dimasukkan dalam rahim saya. Ketika dimasukkan embrio saya sudah mulai batuk-batuk. Tapi dalam proses ET,saya berdoa lagi. Dokter berkata saat ET kita harus sangat tenang, karena itu akan mempengaruhi hasilnya. Setelah 2 jam istirahat di kamar, saya dan suami pun pulang. Kaki lupa saya naikkan ke atas sesuai pesan suster, malah saya tertidur di kamar tindakan.
Setelah ET, tidak terjadi apa-apa sampai hari ke 7,setelah itu tubuh saya memburuk dengan cepat. Saya batuk-batuk luar biasa sampai muntah-muntah, perut saya kembung maksimal, ulu hati saya sakit. Ternyata efek OHSS itu terjadi juga. Karena batuk tidak diperbolehkan karena akan mengganggu penempelan embrio ke rahim, saya dirujuk ke internist. Tapi internist tidak berani memberikan obat apa-apa. Setelah 3 hari perut saya semakin membesar, saya semakin susah bernapas saya pun harus diopname di rumah sakit. Selama di rumah sakit, perut saya membesar dari 67 cm menjadi 94 cm (seperti hamil 6 bulan). Meskipun memakai bantuan selang oksigen, tapi saya tetap susah bernapas. Saya juga jadi susah bicara. Walaupun hasil tes hamil belum ketahuan, saya tetap harus menjalani fungsi paru-paru dahulu (pengeluaran cairan dari paru-paru) dan itu harus dilakukan tanpa bius lokal, supaya calon bayi yang belum ketahuan menempelnya tidak terkena efek biusnya. Sakit suntiknya luar biasa sehingga saya memutuskan supaya yang satunya dilakukan setelah hasil tes. Puji Tuhan, pagi itu tespak saya positif dengan nilai HcG 200an. Saya heran juga, karena saya batuk2 demikian parah, flek- flek dan muntah-muntah setiap hari tapi calon anak saya tetap mau menempel. Suster bilang moga-moga ya Bu, karena hasil garisnya bukan garis jelas agak samar, tapi bagaimanapun juga saya tetap senang. Sayapun menjalani fungsi paru yang satunya lagi. Total air yang dikeluarkan dari paru-paru saya sekitar 1,5 liter an. Setelah 8 hari dirawat di rumah sakit, saya diperbolehkan keluar rumah sakit. 10 hari kemudian, ternyata ada 2 janin yang berkembang. Kami ber2 sangat kaget dan bersyukur. Sungguh baik Tuhan bagi kami.
Menjalani kehamilan kembar buat kami bukan hal yang mudah, sepanjang kehamilan saya batuk.Jeruk nipis dan madu bahkan obat batuk menjadi konsumsi saya sehari-hari. Banyak sekali pantangan makanan yang saya jalani supaya tidak batuk. Menjadi pelajaran juga supaya yang punya alergi batuk supaya menjalani pengobatan terlebih dahulu sebelum program hamil. Beberapa kali saya harus masuk rumah sakit karena flek atau yang saya kira flek, juga kontraksi dini. Puncaknya ketika di minggu ke 17 saya pendarahan di tengah malam. Mimpi buruk kehamilan saya yang pertama rasanya terulang lagi, hari itu saya cuma duduk makan siang merayakan ulang tahun sahabat kami, dan pulangnya memang agak mulas, tapi saya tetap paksakan naik tangga untuk masuk ke kamar.Suami saya masih main bola dan pulangnya saya dimarahi karena terlalu kuatir kenapa masih mulas juga. Ternyata ada darah menempel di ranjang dan di tangan saya. Sambil menangis dan juga berdoa, saya imani, saya terus mengulang doa dengan suara keras di mobil agar ke 2 bayi kami selamat. Puji Tuhan, bayi saya detak jantung masih ada. Sudah terjadi pembukaan, dan dokter bilang saya harus bedrest total di rumah sakit. Semua obat anti kontraksi, anti pendarahan dimasukkan. Setelah 3 hari darah baru berhenti.Puji Tuhan mulut rahim kembali menutup dan disitu saya rasakan gerakan bayi saya pertama kali. Sungguh dalam setiap langkah, harus ada doa dan nyanyian syukur kita, untuk menguatkan diri kita sendiri dan bayi kita, itu yang saya pelajari. Ternyata kehamilan saya itu plasenta previa(ari-ari di bawah) sehingga rawan pendarahan. Dari kehamilan 17 minggu hingga 7 bulan saya bedrest total di tempat tidur. Pispot saya sediakan di sebelah ranjang. Untuk yang lainnya saya andalkan orang lain yang begitu baik. Selebihnya saya masih berani berjalan hanya di dalam rumah saja. Saat ini 2 anak yang cantik sudah lahir dalam kehidupan kami. Terimakasih untuk Dr. Irsal dan Dr. Andrie dan semua suster yang menangani kelahiran bayi-bayi kami.
Teman-teman, jika ada pertanyaan dan dukungan doa jangan sungkan untuk hubungi saya di dearlucia84@gmail.com. Mengenai telur-telur saya yang banyak dan kondisinya baik saya ingin share apa yang saya konsumsi selain putih telur ayam kampung. Saya membaca artikel yang bagus di internet juga banyak membaca di bayi-tabung.com. Saya mengikuti diet mediterania dimana saya mengonsumsi minyak zaitun/minyak bunga matahari, dan salmon. Selain itu makanan saya adalah: jus 3 diva(wortel, tomat,apel-tiap pagi), kiwi, ikan kukus, brokoli kukus, sayur, seafood selain kerang, ayam tim/ kukus, madu. Yang saya kurangi: pedas, msg, air es, mentega, daging merah, makanan kaleng, tahu, tempe, tauco, bebek, ayam broiler, bihun/mie putih, bakmi, kopi, keju, coklat, soda,pepaya, nangka, cempedak, mangga, nenas, durian, suplemen, jamu-jamu. Setelah ET yang saya hindari : vetsin, fastfood, daging kambing, jamu, nangka, cempedak, durian, kerang, makanan mentah, makanan gosong. Saya juga sempatkan jogging setiap pagi dan tidur lebih cepat daripada biasanya.