Hai moms dan teman2 seperjuangan,
Sudah lama saya menjadi silent reader situs ini. Dan akhirnya kali ini saya ingin membagikan cerita saya berjuang dengan bayi tabung, semoga menginspirasi dan memberikan semangat kepada ibu ibu pejuang bayi tabung dimanapun berada.
Nama saya Rara. Usia saya 33 thn. Sudah menikah dr sejak 26 thn. Jadi saya kosong selama 5 thn. Permasalahan terdapat pada saluran tuba falopi saya yg non patent di sebelah kanan. Sementara di saluran tuba sebelah kiri jg salurannya kurang lancar. Saya dan suami berkomitmen setelah di thn ke 3 kami on off berkonsultasi dg obgyn, di thn ke 5 kami harus seriusi. Langkah pertama adalah saya resign dr pekerjaan. Saya dulu adalah pasien dr. Ivan Sini di Morula IVF dan hampir memulai proses inseminasi sampai akhirnya saya diajak oleh teman untuk ikut seminar bayi tabung yg diadakan oleh klinik Daya Medika bersama dr. Budi Wiweko. Setelah mengikuti seminar dan tergiur dengan harga yg cukup melegakan dibanding di RS sebelumnya, saya dan suami memutuskan untuk langsung program di Daya Medika.
Setelah berkonsultasi dg beberapa obgyn yg bertugas disana (beda hari beda obgyn), kami melakukan inseminasi. Namun gagal.
Setelah berkonsultasi lg, kami memutuskan untuk langsung bayi tabung saja instead of mencoba coba inseminasi ulang.
Kami memulai pd bulan Juni 2015. Tgl 10 Juni pd waktu haid hari ke dua.
Setelah melewati proses 8 kali visit dokter dan review perkembangan telur2 saya, tentu saja jg setelah melewati drama perkembangan telur yg kadang bagus kadang tidak, rangkaian suntikan2 dan obat2 hormon yg harus dikonsumsi, saya sudah bisa melakukan OPU (ovum pick up) pd tanggal 26 Juni 2015.
OPU dilakukan oleh dr. Budi Wiweko. Masuk ruang tindakan jam 6 pagi pas. Jam 7 saya sadar dr bius total dan diberi tau ada 20 telur yg diambil. 10 dr kanan dan 10 dr kiri. Fiuhh lega.
3 hari setelahnya saya harus melakukan ET (embrio transfer). Tepatnya pada tgl 29 Juni 2015.
Sedihnya, mendapati kenyataan dr 20 telur hanya disaring 13 yg bagus. Dan setelah dibuahi sperma, hanya tinggal tersisa 3! Iya 3!!
3 pun tidak ada yg blastocyst. 2 kualitasnya good dan 1 medio. Jd saya tidak mempunyai cadangan untuk dibekukan. Rasanya hancur saat itu. Jika gagal maka kami harus memulai proses ini dr awal lg.
But the show must go on. Saya coba untuk menata hati. Breath in breath out. Relax. Dan sayapun memasuki ruangan utk ET. Kali ini tindakan dilakukan oleh dr. Shanty Olivia.
Disitu saya melihat sendiri melalui layar tv, 3 embrio dimasukkan ke rahim saya. Mereka menyerupai titik2 kecil putih berpendar pendar seperti cahaya.
Sayapun menyapa mereka lirih “Pegangan yang kuat didalam ya nak…” sambil meneteskan air mata. Sungguh sangat emosional sekali momen itu. Saya dipasangkan kateter dan ditinggal selama kurang lebih 1 jam diruangan itu dengan posisi kaki yg blm berubah dr sejak ET td. Terlentang keatas dg posisi hip yg lbh tinggi dr kepala saya.
Setelah 1 jam saya kembali keruang istirahat dan sudah gak tahan minta dicopot kateter. Bahkan setelah dicopot saya langsung jalan ke kamar mandi utk pipis walopun gak keluar jg. Tapi memang rasanya gak nyaman sekali pasca dilepas kateter.
Here we go, 2 WW.
Saya mostly baring dikasur dan hanya bangun untuk ke kamar mandi.
Untuk suntikan pregnyl tiap 2 hari sekali kami panggil bidan deket rumah utk bantu suntikin dirumah. Krn ini suntik dipantat tidak bisa dilakukan sendiri oleh suami seperti ketika suntik gonal,cetrotaid ataupun pergoveris diperut.
Ternyata selama 2WW saya terkena OHSS dg keluhan perut membesar, sesak napas dan nyeri di ulu hati. Jalan harus membungkuk dan tidur harus posisi setengah duduk.
Di hari ke 10 setelah ET saya beranikan utk pergi menemui dr. Budi Wiweko tapi di klinik Yasmin RSCM yg lbh dkt dengan rumah saya. Beliau praktek disini tiap hari. Menurut beliau OHSS saya masih ringan. Namun suntikan pregnyl distop.
Oya di hari ke 8,9 dan 10 tiap tengah malam saya terbangun krn perut sakit sekali seperti haid tapi menurut saya ini 2x lipat lbh sakit. Durasi sekitar 10 menit. Di hari ke 9 dan 10 pagi ada lendir di celana saya berwarna coklat keruh dan baunya seperti darah.
Hari ke 14 terima raport dan puji Tuhan bhcg saya cukup tinggi 308,71. Saya dan suami tak kuasa menahan airmata bahagia waktu itu. Luar biasa rasanya. Bahkan suster2 di Daya Medika menduga ini pasti kembar. Kami kembali menemui dokter dikehamilan minggu 6 pagi hari dan dikonfirmasi bahwa sudah terlihat di usg saya positif hamil namun cuma 1. It’s okaaay. Praise The Lord for that. 1 pun sudah sangat bahagia.
Tapi ternyata kebahagiaan kami msh teruji dengan adanya pendarahan disiang harinya setelah pulang dr klinik tadi pagi. Pukul 2 siang waktu itu dg panik luar biasa saya telp suami utk pulang. Sambil berpikir kerumah sakit mana sebaiknya kami pergi. Mengingat pendarahan yg terus keluar. Mau ke daya medika kok jauh sekali dr rumah saya, kelapa gading ke kedoya. Mau ke RSCM jg msh cukup jauh pikir kami. Akhirnya saya coba telp klinik teratai di RS Gading Pluit dan ternyata yg sedang praktek saat ini dr. Indra Anwar dan sudah pasien terakhir. Tapi sungguh baik beliau mau menunggu sampai saya datang. 10 menit kami tiba dan langsung diperiksa. Di usg transv dan detak jantung bayi kami masih ada. Fiuuuhhhhhhhhh… Puji Tuhaan.. Lega sekali rasanya sampai saya menangis.
Beliau menyarankan untuk opname dan bedrest total. Total dlm artian BAK dan BAB dilakukan diatas kasur. Seminggu saya dirawat sampai akhirnya boleh pulang.
Bedrest berlanjut dirumah. Saya masih tetap BAK dan BAB diatas kasur.
Sampai akhirnya pada kehamilan minggu 10 terulang lg terjadi pendarahan. Dan kali ini jauh lebih banyak. Jam 2 siang sampai 7 malam saya sudah mengganti pembalut 2x dan sangat penuh. Dunia rasanya runtuh. Hati saya hancur berkeping2. Saya hanya bisa menangis dan menangis. Saya kembali opname dan pulang lagi msh melanjutkan bedrest total sampai total 6,5 bulan kehamilan saya, saking takutnya terjadi pendarahan kembali.
Total lamanya bleeding ini adalah sampai kehamilan minggu 16 atau 4 bulan. Jadi saya hamil tapi seperti tdk hamil krn seperti sedang menstruasi, pakai pembalut sampai kehamilan 4 bulan. Sungguh masa masa kelam bagi saya. Tiada hari tanpa air mata. Setiap hari hanya berharap segera esok pagi dan pendarahan berhenti ketika bangun.
Tapi Tuhan menggantikan masa masa sulit itu dengan kebahagiaan diakhir mada kehamilan saya. Pada trimester ke3 kehamilan saya sungguh tdk merasakan pegal2 yg berarti. Rasanya nyaman sekali. Saya bahagia bisa kembali berjalan, keluar rumah bahkan pergi ke mall! Hahaha
Pertama kali keluar rumah, kami merayakan anniversary ke 6thn pernikahan kami dg menginap di hotel. Sungguh perayaan yg tak terlupakan bagi kami.
Anyway, beruntung kami bertemu dgn dr. Indra Anwar. Kami akhirnya melanjutkan proses kontrol dan konsultasi sampai melahirkan dengan beliau. Beliau sungguh sabar. Menjelaskan dg detail dan sejelas2nya setiap pertanyaan kami. Tidak pernah terburu2. Dan sangat realistis. Bahkan beliau mengatakan saya bisa melahirkan secara normal. Walaupun diawal proses bayi tabung di daya medika dl saya sudah diberitahu untuk caesar, demikian pula ketika bertanya dg suster2 di llinik yasmin RSCM, mereka semua mengatakan hampir 100% kehamilan bayi tabung melahirkan melalui c section.
Dan tibalah saat melahirkan. Tgl 18 Maret 2016, dikehamilan minggu ke 40. Jam 3 dini hari saya mulai merasakan kontraksi yg berulang secara teratur. Jam 6 pagi saya cek ada flek merah dicelana saya. Jam stgh 7 kami berangkat ke rumah sakit ( RS Gading Pluit), dan jam 8.20 putri kami tercinta lahir kedunia dengan sehat secara persalinan normal. Sungguh sangat sangat cepat prosesnya. Tuhan baik. Dia mengganti masa masa duka saya dengan kebahagiaan yg luar biasa.
Kini anak kami sudah 3 bulan dan sehat.
Sungguh saya ingin menginspirasi teman2 seperjuangan semua untuk terus berusaha, tetap yakin, semangat dan berdoa.
Semoga sharing saya ini bermanfaat.