Category Archives: Kehidupan berkeluarga

Pengalaman-pengalaman menarik selama hidup berumah tangga.

Anak bayi tabung ku dah besar umur 10 dan 12 thn – Yenni

Sudah lama sekali saya tidak post di website ini, mudah2an cerita susah payah saya mendapatkan momongan bayi tabung masih bisa membantu pasangan2 yg masih berusaha.

Anakku yg pertama cewe hasil dari bayi tabung sudah berumur 12 tahun, cepat besar rasanya… sudah lebih tinggi dari ibunya. Adiknya umur 10 tahun juga da besar hampir setinggi ibunya, cewe dan hasil dari bayi tabung juga… sebenarnya mereka ‘kembar’ terbentuk embrio pada saat yg berberengan. Yg pertama jadi dari bayi tabung fresh cycle sedangkan yang kedua dari embrio yang dibekukan atau thaw cycle…. dua tahun setelah yg pertama jadi. Pengalaman panjang yg tidak akan terlupakan. πŸ™‚

Mereka mempunyai sifat yg berbeda, yg kecil lebih galak dan bandel, membuat rumah jadi lebih ramai. Kalau kakaknya lebih pendiam & manja. Mereka sering main bersama dan juga kadang2 bertengkar…. maklum lah anak2.

Sebelum ikut bayi tabung, saya sering berpikir apakah anak bayi tabung bisa tumbuh dengan normal seperti anak2 lainnya, ternyata bisa…. sudah saya buktikan.

Yg masih berusaha… tetap semangat ya & semoga berhasil.

Share
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...

Saran dan support moril agar aku dapat tegar dalam menjalani hidup ini – N4n1

Sebelumnya aku minta maaf klo aku salah forum dalam menumpahkan beban yang selama ini aku pikul sendiri sekali lagi aku minta maaf.

Aku seorang permpuan yang telah melakukan kekhilafan dan harus menanggung konsekwensi dari kesalahan yang telah aku lakukan; aku sudah tak tahu harus melakukan apa untuk bisa menebus semua kesalahan, selain memohon ampunanNya. Hari-hari aku lalui dengan terasa teramat berat, bahkan terlampau berat untuk aku lalui seorang diri di kota yang juga asing bagiku.

Aku tak tahu harus mulai darimana untuk menumpahkan rasa derita ini, aku juga tak tahu harus curhat pada siapa, karena kalau aku lakukan curhat pada orang aku kenal, jelas ini hanya akan menambah beban batinku semakin berat.

Bermula dari sekitar setahun yang lalu, saat aku kenal dengan seorang, dari dunia maya dan komunikasi kami terus berlanjut dengan baik, baik melalui internet maupun HP, karena memang jarak kami berjauhan. Dan semakin hari hubungan kami semakin dekat, tak terasa sudah empat bulan kami menjalin perkenalan, dan akhirnya dia mengajak untuk kopi darat (bertemu) karena kebetulan dia ada kerjaan keluar kota yang melewati kota aku tinggal. Aku pun mengiyakan pertemuan itu; dan kami pun bertemu untuk pertama kalinya pada pertengahan 2011; pertemuan itu berlangsung singkat kami hanya ngobrol ngalor-ngidul sambil makan, setelah itu kami berpisah.

Sejak pertemuan itu komunikasi kami semakin inten, sekalipun hanya sekedar menanyakan apakah sudah makan apa belum? Selang sebulan kemudian dia mengajak ketemuan lagi. Pertemuan kali kedua sudah tidak secanggung pertemuan kali pertama; kami lebih bisa berbicara terbuka dan tertawa terbahak-bahak karena lelucon yang dia ceritakan dan setelah itu kamipun berpisah.

Selang dua hari dari pertemuan itu dia menghubungiku via telephone dan menyampaikan isi hatinya, bahwa dia menyukaiku, aku pun terdiam tak bisa berkata-kata; karena sejujurnya dalam hati kecilku aku juga menyukai dia, dan di seberang sana dia terus berkata-kata, bahwa aku tak perlu memberikan jawaban sekarang.

Singkat cerita kamipun menjalin hubungan jarak jauh, dan sampai akhirnya kami melakukan khilafan, dan kini aku hamil, aku coba untuk memberi tahu dia tentang keadaanku, awalnya dia masih memberikan harapan namun sering dengan itu aku semakin sulit komunikasi dengannya hingga akhirnya no hpnya tidak bisa lagi dibubungi dan sialnya aku tak tau pasti dimana alamat dia tinggal. Saat ini usia kandunganku sudah berjalan 4 bulan dan rasanya semakin sulit bagiku untuk bisa menyembunyikannya, hingga akhirnya aku putuskan untuk pergi merantau menyembunyikan kehamilanku dari orang-orang yang aku kenal, dengan harapan di kota lain aku dapat pekerjaan.

Kenyatan memang tak selalu sejajar dengan harapan, sudah sebulan aku di rantau tapi tak satu pekerjaan pun aku peroleh, bekal yang aku bawa sudah mulai menipis, bahkan barang-barang yang aku bawa satu persatu aku jual untuk bertahan hidup. Setiap hari aku berjalan kaki menyusuri jalanan untuk mencari lowongan keperjaan. Sudah 5 kali interview aku lakukan tapi sampai kini belum ada kepastian, dan entah sudah berapa warung yang kusinggahi hanya sekedar minta minum dan menawarkan jasa (tenaga cuci piring) dengan upah sepiring nasi.

Aku sudah tidak tahu lagi apa yang bisa aku lakukan untuk tetap bisa bertahan. Menangis sudah telalu sering sampai rasanya airmata ini habis. Dan setiap ada kesempatan ke warnet dan membuka email aku selalu berharap ada balasan dari lamawan keperjaan yang aku buat. Tapi sepertinya kemujuran itu jauh dariku.

Tak terbayangkan olehku sebelumnya bahwa perjalanan hidupku akan seperti yang ada dalam sinetron-sinetron TV, tapi ini benar terjadi. Hari ini aku baru saja menjual HP, entah nanti aku harus jual apa lagi untuk bisa melanjutkan hidup yang teramat berat ini. Aku juga nggak tau pada siapa aku harus mengadu, mungkin dengan kutulis disini akan sedikit mengurangi beban, atau setidaknya ada saran atau kesempatan yang dapat diberikan padaku.

Aku benar-benar galau dan aku berharap ada pembaca dapat memberikan saran dan support moril agar aku dapat tegar dalam menjalani hidup ini.

n4n1.green@yahoo.com

Share
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (11 votes, average: 3.00 out of 5)
Loading...

Mungkinkah akibat masa lalu – Ananda

Saya berusia 28 thn, pernikahan saya menginjak umur mau ke 3thn. Suami saya berumur 34 thn. Disini saya ingin sharing, sepertinya banyak bukan sedikit. Tapi untuk pertama kali saya sharing all my true life pada forum umum, tapi saya sudah amat sangat membutuhkan pendapat, terutama dari yang ahli tentunya. Dan juga saya mohon maaf kalau bahasa saya agak kacau alias tidak teratur.

Saya dari remaja sampai sekarang mengalami dan masih Mens yg amat sangat tidak jelas. Mens pertama saja saya tidak tahu. Saya jabarkan secara rinci saja ya historis saya ;

  1. waktu smp selalu dikasih minum air rebusan daun sirih oleh ibu saya, itu hampir tiap hari 1 gelas bening kecil(kaya ditukang jamu).
  2. saya pernah ke salah satu Paranormal, disitu saya dibilang pernah jatuh terjerembab pantat duluan, jadi mium saya menutupi rahim. lalu saya dikasih ratusan pil, yg saya lihat sih seperti pil tuntas atau semacamnya.
  3. waktu sma saya pernah diajak ke salah satu Dokter (saya lupa Dokter Kulit & Kelamin atau Dokter Kandungan) di RS, pada saat itu saya tidak mengerti jadi saya nurut saja. Diruangan Dokter tersebut mengantri banyak Ibu-ibu dan ada remaja juga, semua pakai handuk(bawah) tidak pakai bawahan semua. Dan saya pun disuruh begitu, melepas semua bawahan. Pas giliran saya, ternyata Dokter tersebut hanya melihat (maaf) kemaluan saya dan menyentuhnya dengan kain handuk hangat, yg entah itu bekas orang lain atau bukan. Sudah saja begitu, dan hanya bilang “ga pa pa, mens ga teratur wajar masih 17thn…”. Terus saya dikasih obat antibiotik dan Gymnas.. (saya lupa dan saya hanya ingat awalannya saja).

Setelah itu, saya tidak pernah ke Dokter dan Alternatif lagi, dan juga Mens saya tetap tidak lancar. Kalaupun Mens, hari pertama sampai ketiga saya pasti kesakitan setengah mati sampai bagain tubuh saya yang kanan mati rasa dan bibir saya sampai ungu. Dan itu pasti berulang kalau saya Mens. Tapi sekarang tidak separah dulu.

Saya akan bercerita tentang masa lalu saya selain yg diatas, mungkin bisa menjadi jawaban atau saran dari teman2 bahwa memang karna Masa Lalu lah sampai sekarang kami belum dikaruniai Anak.

Berawal tahun 1999, saat itu saya berumur 17 thn. Saya mempunyai seorang pacar (bukan suami saya), waktu itu saya teramat sangat kurang Iman sehingga tergoda untuk melakukan perbuatan yg seharusnya dilakukan oleh suami istri(untuk pertama kalinya). Saat itu terjadi begitu saja, yg saya ingat darah yg keluar dr miss V saya amat sangat banyak dan ternyata itu belum terjadi apa2, baru dipaksa saja(belum sampai tahap sampai masuk). Akhirnya kami sudahi, next nya kami melakukan lagi tetap berdarah dan seterusnya. Yang saya ingat, setiap kali kami berhubungan, entah itu berhasil atau tidak saya selalu dikasih oleh pacar saya itu pil genecosid (kalau ga salah). Dan lama-lama saya tahu ternyata itu obat untuk Mens. Dan selama terjadi hubungan tersebut, saya tidak pernah kecolongan. Dan kamipun akhirnya putus.

Pada tahun 2000, saya punya pacar baru lagi. Dan pada tahun itu saya menjadi sangat aktif merokok, tadinya hanya iseng tapi menjadi kebutuhan. Bodohnya saya waktu itu dengan pacar saya melakukan hal yg sama lagi(hubungan suami istri). Singkat cerita selama 2thn melakukan tapi tidak pernah kecolongan saya Hamil,dan memang tidak megharapkan Hamil diluar nikah dan tidak mengkonsumsi obat2 untuk Mens. Setelah berjalan 2thn, kamipun putus.

Antara tahun 2002 sampai 2004 saya aktif merokok dan ditambah dengan minum-minuman alkohol, tapi tidak samapi tingkat pemabuk. Bisa dibilang 1 hari ada 2 gelas minuman beralkohol saya minum.

Tahun 2004 saya berpacaran lagi dan stop minum. Saya merokok sehari pasti minimal 2 bungkus. Dengan pacar saya yg inipun kami berhubungan layaknya suami istri. Saya tidak pernah mengkonsumsi Obat2 untuk Mens. Dan lagi-lagi saya tidak pernah kecolongan Hamil, padahal sempat selalu saya sengaja biar (mungkin) Hamil.

Tahun 2005 saya bekerja dan pindah ke daerah bogor, tentunya denga pacar saya tersebut. Di daerah Bogor tersebut, kami berdua sama2 terserang(yg sampai sekarang saya tidak tahu apa itu)bintil2 seluruh badan tp gatalnya hanya sedikit. Dan berlangsung awal-awal kami pindah ke daerah bogor, sekitar 1bulan. Dan selama hubungan tersebut dari tahun 2004 samapai 2006 saya tidak pernah kecolongan Hamil. Tahun 2006 kamipun putus.

Tahun 2008 saya menikah dengan suami saya sekarang yg bukan diantara mantan2 saya itu(dan suami saya tahu semua historis saya, Tuhan memberikan anugrah yg tidak terkira memberikan suami yg menerima apa adanya).

Ada yg terlewatkan, saya berhenti merokok tahun 2006 dan diantara tahun 2006 sampai 2008 saya mencoba mendatangi Dokter lagi di jatim. Dan awalnya divonis Kista. Tapi saya pindah Dokter di Jakarta ternyata bersih, malah vonis yg baru yaitu rahim saya kecil. Jadi saya diterapi(sebutannya) dengan 3 bulan dikasih obat hormon dan lalu 3 bulan kemudian mens. Dan terus menerus begitu, jadi saya pun menyerah alias cape minum2 obat2 terus.

Tahun 2008, setelah menikah saya masih tetap mens nya tidak teratur. Saya dan suamipun sepakat memeriksakan kembali ke dokter di dekat tempat tinggal kami tepatnya di RS Hermina. Disitu ada salah satu dokter yg terkenal bagus dan tokcer (sebutannya). Kamipun mencobanya, dan ternyata kata dokter tersebut saya ada peradangan di panggul, jadi harus di sinar (saya lupa sebutan dokternya) alias diterapi selama sampai radangnya luruh. Atas seijin suami, saya pun menjalani. tiap hari nonstop selama 3 bulan itu saya di sinar dan dikasih abotyl vagina.

Setelah 3 bulan berlalu, dokterpun menyarankan program dan giliran suami saya diperiksa spermanya. Karena setelah bersih, oleh dokter tersebut hanya bilang “rahim kamu bagus, normal dan sudah bersih dan intinya baik-baik saja..sekarang tinggal coba kurusin badan dan tidak berpikir tegang tentang harus punya anak…relax saja..”. Memang berat badan saya saat itu 86KG. Setelah anjuran dokter, giliran suami saya yg diperiksa, ya mungkin namanya laki-laki ya, dia merasa malu, ga enak, atau mungkin jengah. Karena harus mengeluarkan sperma di RS. Akhirnya tidak terlaksana sampai sekarang.

Dan juga latar belakang keluarga saya, ada beberapa dari adik-adik tiri (satu bapa) dan adik kandung Ayah saya belum dikaruniai anak sampai sekarang. Sedangkan dari suami saya, dari pihak Ibu mertua saya ada beberapa dr anak-anak kakaknya Ibu mertua saya belum juga mempunyai anak. Dan dari tiap keluarga ada salah satu anak kakaknya Ibu mertua saya itu belum dikaruniai anak. Apakah itu juga jadi bahan pertimbangan?

Setelah pengobatan dokter yg terakhir, sampai sekarang saya tidak pernah lagi ke dokter untuk cek apapun. Saat ini saya sedang fokus Akupuntur untuk pelangsingan dan ingin hamil. Dokter akupuntur tersebut menyarankan diturunkan dulu, dan memang terbukti 1 bulan saya turun 7KG. Tapi karena terpotong ada musibah Ayah saya meninggal jadi akupuntur agak terabaikan. Biasanya saya akupuntur 1 minggu sekali, dikasih obat herbal untuk 1 minggu dan teh untuk diminum.

Sangat panjang yg saya ceritakan. Saya sudah tidak tahu harus bagaimana, ingin berobat tp tidak mau minum2 obat2 dari dokter dulu. Mungkin teman-teman ada saran atau kritik atau pandangan, apakah benar akibat masa lalu saya jadi ada kemungkinan saya belum punya anak.

Apa yg harus saya lakukan?
Langkah apa yg aman untuk saya ambil?
Bagaimana mengasih pengertian pada seluruh keluarga bahwa kami berdua cape melakukan pengobatan sana sini, sedangkan kami berdua khususnya suami saya tidak memeprmasalahkan mengenai anak.

terimakasih atas perhatian dan waktunya untuk membaca pengalaman hidup saya.

regrad,
Ananda

Share
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 1.00 out of 5)
Loading...

Airmata saya terus mengalir – Dede

Kalian setidaknya masih beruntung ya suami/istrinya bisa saling support .. tp tidak halnya dngn aku. aku di vonis sama dokter kl saluran kandungan aku tertutup/rusak dan disarankan untuk program bayi tabung. sewaktu suamiku tau, dia marah2.. ya saya ngerti siy, pasti kecewa. saya jg kecewa tp ya apa mau dikata, toh ini memang jalan yg dikasih sama Allah Swt.

Dokter jg bilang kl saya cuma tidak beruntung saja untuk bisa hamil sec normal. Suami saya punya uang tp dia ga mau program bayi tabung, yg dia mau cuma alami. Dia ga mau capek2 pergi ke dokter katanya.. dia paling ga suka kyk begituan.

Jdnya setiap hr saya stres, selain suami yg marah2.. mertua dan ipar2 terus menyalahkan saya πŸ™ , marah, menyindir. pdhl yg sya butuhkan cuma support.. ibu sayapun ikut2an marah2 sama saya.. airmata saya terus mengalir T_T
kita sudah menikah 6 thn dan bntr lg 7 thn.

Share
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (9 votes, average: 3.00 out of 5)
Loading...

Keinginan kami untuk memiliki anak melebihi keinginan untuk hidup – sharing Jernih

Saya udah menikah 3.5 thn, belum pernah hamil. Suami saya anak tunggal demikian juga bapak mrtua saya sehingga anak benar2 langka dalam keluarga kami. Adat suku kami sangat menuntut harus memiliki anak terutama anak laki-laki, tapi bagi saya laki ato cewek no problem.

Untuk bayi tabung, sudah terpikirkan tapi nga kuat dengan biayanya. Saya hanya pns rendahan dan suami saya tidak bekerja, saya hanya minta doanya dari teman2 senasib. Keinginan kami untuk miliki anak melebihi keinginan kami untuk hidup…

Ada kebiasaan di kota kami yang seneng banget mengejek pasangan yang belum hamil, cth: `lebih baik piara ayam bisa dapat telur (artinya ayam aja bertelur napa kamu nga?)!`. Apa yang harus saya buat??? saya nga punya kuasa untuk ciptakan manusia.

Baca koment kalian saja saya sangat senang dan menemukan semangat saya kembali… ternyata kalian tidak kehilangan semangat, karena saya sudah hampir pasrah pada nasib. Belum lagi cemohan orang pada saya dan suami bahkan teman saya sendiri pernah memaanggil saya mandul.

Hanya Tuhan yg mampu hibur hatiku pada saat itu… semoga Tuhan berbelas kasih pada kita semua. AMIN

Share
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (13 votes, average: 3.77 out of 5)
Loading...

Apakah bayi tabung merupakan jalan terakhir?

Sering terbayang selama berusaha untuk hamil ‘bagaimana kalau saya tidak berhasil?’. Apakah harus terus berusaha sampai berhasil yang belum diketahui sampai kapan padahal umur tetap bertambah, apakah saya akan stop sampai umur tertentu, atau saya stop sekarang.

Pemikiran ini sering saya diskusikan dengan suami. Pada beberapa tahun pertama tidak begitu serius saya pikirkan dan tidak ada jawaban yang tetap, terus terang saya tidak akan berhenti berusaha sampai berhasil semampu saya.

Kira-kira setelah 8 tahun menikah, saya mulai berpikir untuk membuat backup plan. Maklumlah saya sudah berusaha kesana-kesini tapi tidak berhasil juga, takut segala usaha tidak akan berhasil dan akhirnya tidak ada kegembiraan yang saya dapatkan.

Memang secara tehnis bayi tabung merupakan jalan akhir atau harapan akhir untuk punya anak dan sayangnya tingkat keberhasilannya tidak 100% yang berarti kita harus siap untuk gagal.

Akhirnya saya buat planning, kalau umur sudah mencapai 40 tahun saya akan mengadopsi anak …tapi usaha untuk hamil tetap berjalan sampai sudah tidak ada jalan lagi. Kenapa umur 40 bukan 45 atau 50? ya hitung-hitung nanti saya akan pensiun umur 65 pada saat anak berumur sekitar 25 tahun yang diharapkan sudah mandiri.

Dalam keluarga kami dan teman-teman ada banyak contoh pasangan suami istri yang mengadopsi anak dan mereka hidup bahagia. Dan sudah banyak yang menganjurkannya kepada kami. Apakah kita memang sudah ditakdirkan untuk menolong orang lain dengan membesarkan anaknya?

Coba bayangkan sudah berapa kali kita dengar orang yang tidak ingin punyak anak tapi malah hamil, orang yang tidak mampu malah punya banyak anak, orang buang anak, anak terlantar di panti asuhan dll … kasihan kan mereka. Lebih baik anaknya kita urus kan?

Share
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (3 votes, average: 2.67 out of 5)
Loading...