Category Archives: Inseminasi

Informasi mengenai inseminasi atau Intrauterine Insemination (IUI).

PCO, sedang melakukan bayi tabung – Fenny

Hai. Para pembaca blog bayi tabung ini. Semoga setiap hari Ibu dan Bapak selalu tambah sehat sejahtera. Saya ingin sharing mengenai masalah kesuburanku. Sorry yaa, kalo kata katanya kacau balau. Soalnya jujur saya jarang menulis cerita.

Sejak gadis, haid saya tidak pernah teratur. Kdg bisa sampai 6 bulan tidak datang menstruasi. Tapi karena masih single, jadi hal ini dianggap biasa saja. Sampai pada thn 2004, saya menikah. Dan sebelum menikah, saya sudah mencoba berobat ke dokter SPOG, baik di Medan, Singapore, Australia dan Malaysia. Ternyata Dokter mendiagnosa saya mengindap PCO.

Dan sejak menikah , saya memang berencana melahirkan anak di tahun 2007. Untuk tenggang wktu tersebut. Kami (saya dan suami) menjaga dengan menggunakan alat kontrasepsi luar saja (kondom). Tapi hebatnya, selama 2 tahun tersebut , saya tidak kebobolan untuk hamil.

Lalu, sampai pada tahun 2006, rencana untuk hamil telah datang, dan saya berobat dengan salah satu dr SPOG di Medan. yaitu dr. RIMIN. pada bulan Mei 2006, (masih fresh ingatanku untuk kejadiaan itu) heheeee..
Saya di check darah, check saluran rahim, check hormon, dan suami check sperma. Bulan Mei 2006 dikasih obat oleh dr selama 1 bulan. dan ternyata tidak berhasil hamil juga. Akhirnya saya memutuskan untuk melakukan proses Inseminasi.

Bulan Juli 2006 , saya insem. Dan hanya dengan 1x proses insem saja, saya langsung berhasil HAMIL. Bulan AGustus 2006 adalah bulan paling BAHAGIA dalan hidupku. Sekarang, anak saya sudah 4 tahun, Cowok. Sehat dan sangat pintar.

Pada bulan Nopember 2010, saya mencoba untuk melakukan inseminasi kembali dengan berharap bisa mendapatkan anak ke 2. Tapi, ternyata GAGAL. (bisa jadi karena faktur shock dan tekejut dan kecapean, soalnya 2 hari setelah proses insem, papa saya masuk rumah sakit).

Ukuran sel telor saya pada proses Insem ini ada :
Karena saya PCO, sel telor saya banyak, tp kecil kecil. Dan karena dirangsang dengan suntikan pada proses Insem, makanya ada beberapa yang besar karena cocok dengan rangsangan suntikkan.
– Kanan ada 4 biji ( dengan ukuran variatif 1.8 – 1.9 dan 2.0 mm)
– Sebelah kiri ada sktr 3 biji ( dengan ukuran min 1.8 – 2.0 mm)

Setelah GAGAL, saya break dulu 1 bulan.

Pada bulan Januari 2011 saya melakukan Insem lagi. dan Insem ini juga GAGAL.  Dan problem baru muncul, kata dokter saya mengalami Luteal Phase Defect. Karena proses insem pada tgl 27 Januari 2011, dan datang haidnya adalah 10 hari setelahnya.

Putus asa menerpa diriku, dan aku merasa sangat tertekan. Padahal dalam hati suami, dia sudah menginginkan anak ke2 dari ku lagi. Tapi kenapa nasib berkata lain. Mengapa tubuh aku bisa mengindap PCO dan kesuburan ku bisa terganggu seperti ini. Sampai saya menemukan website ini, Semangat untuk bangkit kembali. Saya menemukan website ini, setelah saran dari salah satu dokter ternama di Medan, agar saya melakukan proses BAYI TABUNG saja dari pada menjalani proses Insem yang ke3.

Maka. Pada tanggal 17 Februari 2011 , saya membuat temu janji dengan dr.Bin (satu satunya dokter di Medan ) yang bisa menangani BT.
Aku dijelaskan untuk 2 pilihan proses BT. Yaitu LONG PROTOCOL dan SHORT PROTOCOL
Aku lagi bingung, gimana memutuskan untuk mengambil Long atau Short ? dan aku tau dan percaya, semua ibu ibu yang akan melakukan BT pasti mengharapkan KEBERHASILAN.  Semoga saja keputusan saya melakukan langkah BAYI TABUNG adalah tepat.
Saya akan mengupdate terus perkembangan proses BT ku ya.. rencananya Besok saya akan konsultasi kembali ke dokter untuk langkah2 apa saja yang harus aku lakukan sampai menunggu datangnya haidku bulan depan.

Salam Sejahtera, Dan TETAP SEMANGAT Mommies

Share
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (7 votes, average: 1.86 out of 5)
Loading...

Operasi Laparatomy untuk Miom, Kista, Adenomyosis dan Endometriosis – Dee

Hi mums..
kenalkan namaku Dee, aku udah merit selama hampir 4 tahun. Sejak sma aku sudah memiliki riwayat endometriosis yang parah, operasi LO taun 1998 dan 2007, tapi malah tambah parah.
aku udah insem 4 kali (3x di rs bunda, 1x di brawijaya) dan sudah mencoba bayi tabung 1x dengan dr ivan di bunda, gagal juga. Hal ini aku rasa karena kurangnya informasi yang diberikan dr ivan soal kista/endo.

Sejak aku melakukan bayi tabung september tahun lalu, tiba2 yg tadinya aku hanya memiliki endometriosis dan kista, sekarang tumbuh adenomyosis dan miom. akhirnya saya ke dr wahyu dan memutuska untuk laparatomy karena 2 bulan lalu saya juga mengalami hidrosalping yang mengakibatkan pendarahan.

Apakah ada teman2 yang mengalami hal tersebut secara bersamaan seperti saya (kista, endo, adenomyosis, miom dan hidrosalping) dan bisa hamil setelah laparatomy?

Mohon sharingnya juga, apakah dr wahyu cukup bagus untuk laparatomy dan biasanya berapa lama waktu yg dibutuhkan untuk recover setelah operasi.

Thanks mums untuk sharingnya..

Share
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (5 votes, average: 3.00 out of 5)
Loading...

Berhasil hamil lwt inseminasi natural setelah gagal bayi tabung – Amalia

Hai semua… saya mau sharing sedikit ttg pengalaman saya & suami untuk memiliki keturunan.

Usia saya 30th dan suami 32th, lama menikah 4.5th.  Sejak th 2007 kami berdua sdh mulai mendatangi beberapa ahli kandungan dan mulai berbagai mcm usaha untuk memiliki keturunan.

Melalui berbagai mcm test, saya di diagnosa mengidap endometriosis stadium 4, ada 3 buah myom yg berukuran ckp bsr dan menghalangi jln msk sperma ke dlm rahim, selain itu diketahui tuba kiri saya non patent. Sedangkan untuk suami, jumlah dan pergerakan spermanya jg tdk terlalu bgs, walaupun semua obgyn yg km datangi mengatakan bhw itu bukan mslh, krn hanya perlu di wash pd saat akan inseminasi atau IVF, makanya jumlahnya jd akan sgt mencukupi.

Agustus 2009 saya menjalani laparascopy (LO) di rs bunda menteng untuk membersihkan endo n myom yg ada, serta kalau memungkinkan untuk membuka sumbatan pd tuba kiri saya (sayangnya yg ini tdk berhasil). Stlh LO, saya menjalani terapi taphros slm 3 bln sblm bisa mulai program insem/BT.

Januari 2010, saya mulai program BT long protocol. Saya jg melakukan alternatif pengobatan terapi akupuntur seminggu 3x sejak awal Januari 2010 dg dr. Loona di kliniknya di Cikarang. Pertengahan Feb dilakukan OPU & ET. Saat OPU, sel telur yg terambil hanya 4 saja, & saat ET dimskan 3 embrio (2 excellent & 1 average). Pd awal Maret saat test beta HCG diketahui kalau BT kami gagal & stlh diperiksa lbh lanjut diketahui BT kami gagal krn kekentalan darah saya yg sgt tinggi (d-dimer saya 2500 wkt itu).

Tdk mau lama2 sedih, kami berdua berencana untuk melakukan BT ulang pd Oct 2010 (setelah lebaran). Sambil menunggu saat itu, saya tetap kontrol 1 bln sekali ke obgyn saya, dr. Ivan Sini, tetap menjalankan terapi akupuntur dg dr. Loona dan jg berobat ke dr. Djumhana untuk memperbaiki darah saya. Kondisi saya slm 3 bln terakhir stlh terapi akupuntur dan terapi darah sgt2 membaik. Tuba kiri saya akhirnya berhasil terbuka, yup…tuba saya patent dua2nya skrng!!! Sdgngkan untuk darah, agregasi trombosit dan d-dimer saya berada di level yg sgt2 normal 🙂

Akhir Juni 2010 saat kontrol ke dr. ivan, beliau blg rahim saya dlm keadaan sgt bgs krn triple layer (saya ga bertanya lbh lanjut apa maksudnya triple layer) dan ovum yg tumbuh kebetulan ada 2 yg berukuran sgt significant besarnya, sgt ideal untuk proses inseminasi natural (inseminasi tanpa suntikan Gonal-F), hanya suntik pemecah telur saja. Kita pikir ga ada slhnya dicoba, kali aja inseminasi yg ke-9 ini rejeki kita.

Awal Juli saya menjalani inseminasi natural, dan diharuskan check darah pd pertengahan Juli. Pagi hari tgl 20 Juli 2010, saya test pack dl di rmh, alhamdulillah hslnya positif.. .lgs ke lab untuk check beta hcg & sore harinya keluar hasil beta hcg dg angka 688.12. Rasanya hari itu saya & suami ga bs berhenti tersenyum, benar2 ga disangka bs hamil lwt inseminasi.

Saat ini kehamilan saya sdh memasuki minggu ke-9 & alhamdulillah sehat. Msh pjg mmg jlnnya sampai melahirkan nanti. Semoga saja kehamilan kali ini diberikan kelancaran dan kemudahan oleh Allah SWT sampai saatnya lahir nanti, amin!!!

Semoga sharing saya bs menambah semangat buat semua tmn2 yg msh & sdg berusaha untuk memiliki keturunan. Maaf ya kalau kata2nya krg teratur, berhubung saya mmg bukan penulis 🙂

Share
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (12 votes, average: 2.42 out of 5)
Loading...

Pengalaman bayi tabung sampai sesudah ET – Martha

Kami ingin membagikan pengalaman kami selama proses bayi tabung, sebagai sumbangsi atas web site ini yang telah banyak memberikan pengetahuan dan inspirasi kepada kami.

Saya berumur 31 thn dan istri 28 thn, kami menikah bulan februari 2006. Memang pertama2 kami belum berminat punya anak, karena baru habis menikah dan masih ada KPR, Kemudian sekitar tahun 2009, kami mulai berusaha tapi tidak ada hasil.

Kami konsultasi ke Mahkota Medical Centre, Malaka dengan dokter Selva, karena saran dari banyak teman katanya ,dokter tersebut terkenal. Tanggal 24 September 2009 kami mulai konsultasi, Saya cek sperma dan istri usg dan papsmear. Dan Hasilnya sperma saya sangat, sangat, sangat sedikit, hanya 2,75 juta/ml, dibawah batas normal. Dan istri megalami keputihan. Kata dokter dokter, “tidak ada masalah serius, cuma belum tau masalahnya di mana, karena kalo tidak ada masalah kenapa kamu tidak bisa hamil”. Lalu kami hanya dikasih obat minum, untuk istri dan suami (ambil obat untuk 3 bulan kedepan) bentuk obatnya seperti kapsul minyak ikan. Kami pulang ke Indonesia, dengan harapan bisa hamil normal. Ternyata sampai obatnya habis pun tidak ada hasil.

Saran dari Abang Kandung saya, bahwa kalo pasuri yg baru menikah di atas 2 tahun, belum hamil, berarti ada masalah. Jadi sarannya kita jangan asal konsultasi dokter lagi, karena pengalamanya dia sudah konsultasi ke 20 dokter lebih. (abang saya udah punya anak 3, cewek semua dan lahir normal). Lebih baik kita masuk ke tahap berikutnya. Maksudnya kalo mau punya anak ada 2 cara yang bisa di tempuh dengan pertimbang biaya :

  1. Konsultasi biasa dengan dokter
  2. Inseminasi
  3. Bayi Tabung

Cara pertama paling byk orang jalani karena biaya yang lebih murah bisa dengan dokter kandungan mana saja. Tapi Abang saya menyarankan cara kedua (inseminasi) ato cara ke tiga (bayi tabung). Untuk apa lagi kita buang2 waktu dan uang untuk cara pertama, kalo kita belum mengenal kesehatan diri kita masing2.

Setelah kami suami istri berunding, kami putuskan cara inseminasi dulu. Kami tinggal di pekanbaru – Riau dan mulai cari informasi di klinik dan rumah sakit di sekitar kota, Ternyata di Pekanbaru cuma ada 1 rumah sakit yg menangani inseminasi yaitu rumah sakit awal bros – Pekanbaru. Lalu kami mencari lagi informasi keberhasilan inseminasi di rumah sakit tersebut, ternyata informasi nya sangat kurang dan walaupun ada infonya , hasilnya byk gagal. Akhirnya kami berpikir cari dokter di luarkota. Atas saran dari abang saya, di sarankan ke Medan dengan dokter Binarwan Halim, klinik tersebut melayani konsultasi anak, inseminasi dan bayi tabung. Jadi lengkap, tinggal kita pilih mau yang mana.

Tanggal 11 mei 2010, kami berangkat ke medan, lalu cek in di hotel. Kemudian istirahat. Sore jam 4 kami mendaftar. Ternyata antrian nya sangat panjang dan ramai pasien. Kami mengantri sampai jam 7 baru dipanggil. Hari itu kami ingin menjalani program inseminasi. Lalu di jelaskan prosedurnya oleh susternya dulu program inseminasi. Saya cek sperma dan istri USG dan Papsmear. Hasilnya sperma saya cuma 4 juta/ml sedangkan istri masih tetap ada keputihannya. Kata dokter ke istri saya “Gimana bisa hamil, sperma suami lu cuma 4 juta/ml, padahal untuk hamil normal sperma harus 20 juta/ml keatas. Dokter suruh istri hari haid ke 2 baru datang cek lagi. Susternya menyuruh agar di lakukan pengobatan keputihan dulu, sebelum masuk program inseminasi. Lalu kami dikasih obat utk suami dan istri. Besoknya pulang pekanbaru.

Tanggal 17 Mei 2010, istri berangkat ke medan ditemani mamanya, Lalu disuruh cek darah (LH / FSH/ Prolactin) di laboratorium Thamrin, hasilnya di kirim ke klinik lansung sorenya. Ternyata hormon Prolactin istri saya terlalu tinggi, sehingga mengakibatkan perubahan hormon (biasanya istri saya siklus haidnya lancar, cuma bulan kemarin yang sempat telat hampir 1 bulan) karena hormon prolactin ini tinggi jadi siklus haidnya telat. Kemudian kami di kasih obat untuk istri.

Untuk mengobati keputihan, harus tunggu haid bersih dulu baru bisa, dan kami putuskan pengobatan keputihan di pekanbaru saya, karena butuh lebih kurang 1 minggu utk pengobatan. Kami pikir2 rupanya biaya akomodasi dan tiket bisa lebih mahal dari biaya konsultasi dan program. Kami jadi pikir kembali lagi, karena inseminasi ini keberhasilannya cuma 10 – 20 %. Kami putuskan lagi, pilih program inseminasi dulu di pekanbaru, kalo gagal baru ke Medan pilih program bayi tabung (keberhasilan diatas 30 %). Karena baik program inseminasi ato bayi tabung, biaya akomodasi yang kami keluarkan tetap sama, Cuma beda di biaya programnya. Bagi kami yang terpenting adalah keberhasilan bukan harus murah, tapi tidak berhasil buat apa.

Di pekanbaru, kami konsultasi dengan dokter Imelda, dokter yang menangani program inseminasi dirumah sakit awal bros, Kami jelaskan riwayat hidup kesehatannya kami dan ingin masuk program inseminasi. Menurut dokter dari riwayat kesehatan istri saya tidak ada masalah serius, cuma keputihan saja, Dan suami, tunggu habiskan obat dari dokter binarwan halim dulu , baru cek sperma lagi. Lalu istri menjalani pengobatan keputihan selama 1 minggu sedangkan saya tetap konsumsi obat dari dokter sebelumnya selama 1 bulan. Setelah obat habis, saya mulai cek sperma, dan hasilnya 4,6 juta/ml, cuma naik sedikit, Memang sehari sebelum cek sperma, saya udah banyak stress karena takut hasil sperma tidak bagus, ternyata stress sangat berpengaruh besar terhadap hasil sperma. Kami mulai kembali konsultasi ke dokter imelda dan bawa hasil spermanya, kata dokter “untuk masuk program inseminasi, jumlah sperma harus diatas 10 juta/ml, kalo di bawah itu lebih baik bayi tabung saja. Tapi kalo mao mencoba ya, silahkan aja.

Kami jadi bingung dan sedih, terutama saya, karena masalah ada di saya sendiri. Kami berunding lagi. Kami putuskan lagi, pilih cara terakhri yaitu bayi tabung.

Hari Ke2 mens, istri saya berangkat ke medan, kali ini sendir saja. Konsultasi kedokter, istri saya menyampaikan tidak jadi inseminasi, ganti bayi tabung saja. Kata dokter “hari ke 5 mens baru datang cek lagi”, di berikan surat jalan untuk melakukan HSG di Eka Hospital Pekanbaru. Dan ambil obat utk suami lagi. Besoknya pulang lagi.

Tgl 25 Mei 2010, saya mulai HSG dan lihat hasilnya ternyata bagus, cuma rahim istri saya agak ke belakang, itu bawaan lahir dan tidak apa2 kata dokternya.

Bulan juli 2010, istri datang lagi ke medan, bawa laporan HSG dan sperma saya ( jumlah sperma 7,5 juta/ml, ada peningkatan ) sesudah obatnya habis. Istri saya di cek sel telur dan tebal dinding rahim. Ternyata istri saya sudah bisa masuk program lansung long protokol (Program bayi tabung ada 3 macam; short protokol, long protokol dan ultra long protokol, kalo mau masuk program bayi tabung akan dijelaskan sebelumnya oleh suster dan yang menentukan protokolnya adalah dokter).

Hari itu juga istri saya mulai suntik suprefact selama 21 hari. Suntikan nya di bawa pulang. 2 hari sesudah obat habis, istri ke medan lagi.

Tanggal 9 agustus 2010, dan cek darah (LH dan Estradiol). Dan istri saya sudah mulai menetap di medan, sewa kost, karena hotel terlalu lama, perkiraan di medan sampai habis ET sekitar 1 – 2 bulan lamanya.

Tanggal 21 Agustus 2010, saya dan mertua (mamanya) berangkat ke medan. Saya untuk menyimpan sperma, hal ini untuk mencegah jika pada saat OPU hasil sperma saya jelek, maka bisa dipakai yang di freezing, atau sebaliknya. Jadi memberikan saya 2 kali kesempatan, Karena kata dokter ” apa yang ada, itu yang kita kerjakan”.

Tgl 24 Agustus 2010, cek darah lagi ( Estradiol ) dan sedang menjalani suntik puregon. Setelah melihat hasil laporan, kata dokter hari kamis, tgl 26 agustus sudah bisa di lakukan OP dan jam 10 malam di suntik pemecah sel telur. Tanggal 26 agustus dilakukan OPU jam 10 pagi. Ternyata telur yang berhasil di ambil ada 18 butir, sehingga takut istri saya mengalami OHSS, dokter lalu memberi obat infus albumin, sampai Jam 2, kami baru pulang ke tempat kost.

Tanggal 27 agustus, stop semua kegiatan ivf dan mulai makan enak, karena selama masuk program, banyak pantangan makan untuk istri saya heheheh…

Hari ke 2 setelah OPU, tgl 28 Agustus, cek darah lagi (estradiol dan progestron). Kami menunggu di rumah, tinggal kapan di hubungi untuk Embrio Transfer (ET), Ternyata malam jam 9 di suruh datang. Sampai sana, istri saya di suruh tahan sesak pipis dulu. Jam 10 baru di lakukan ET, saya dan mamanya menemani pada saat ET. Istri saya tidak di bius, dan bilang tidak ada rasa apa2 . biasa saja. Tidak seperti waktu OPU, rasanya sakit padahal udah dibius 75 %.  Setelah istirahat 1 jam. kami diperbolehkan pulang. Dan wajib Bedrest di rumah, minial 5 hari. Hari ke 8, cek darah lagi. kami rencana hari ke 9 mau pulang dan ternyata disetujui oleh dokter, tapi hari hari ke 19 harus datang lagi untuk cek kehamilan.

Semoga kami berhasil ….amin
Sampai sini dulu, udah agak pegel tangan mengetik, oh ya mengenai biayanya nanti ada waktu wa jelaskan lebih rinci lagi, kalo saya menghabiskan lebih kurang 70 juta, itu sudah termasuk pertama konsultasi dokter di medan dan pekanbaru dan sampai ET, termasuk akomodasi dan tiket pesawat. Kalo untuk paket bayi tabungnya 38 juta, dibayar pada saat mulai masuk program (suntikan pertama suprafact) Jadi sesuai dengan perkiraan kami biaya akomodasi hampir sama dengan biaya bayi tabung itu sendiri. Gimana lagi, karena di pekanbaru belum ada layananan program bayi tabung.

Kata Dokter kalo umur istri di bawa 35 tahun, keberhasilan bisa diatas 50 %, Jadi saran saya kepada teman2 kalo mau menjalani bayi tabung usahakan secepat mungkin, jangan di tunda2 lagi, (kalo ada uang tentunya), karena uang kita masih bisa cari lagi, tapi kalo waktu sudah lewat, tidak dapat di beli dengan uang. Kalo nunggu sampai umur 45 tahun baru mau program bayi tabung, itu sudah terlambat dan tidak bisa berbuat apa2 lagi walaupun punya uang. Jadi saran saya, ada harta apa yang bisa di jual, di jual dulu nanti ada uang bisa beli lagi tapi kalo rumah tempat tinggal jangan, nanti mau tinggal di mana pula, he2…ok…sampai disini dulu…..tetap semangat… dan jangan menyerah, manusia harus berusaha dan Tuhan lah yang menentukan. Banyak-banyak berbuat berdoa dan berbuat kebaikan…

Share
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (5 votes, average: 2.60 out of 5)
Loading...

Berhasil berkat dukungan keluarga dan tim dokter – Nichole

Dear all, saya ingin membagikan pengalaman saya mengikuti program bayi tabung.
Saya menikah sejak tahun 2008, awalnya kami ingin menunda momongan dulu paling tidak 1 tahun, maklum saya dan suami waktu pacaran lebih sering long distance karena saya bersekolah dan dia bekerja. Setelah 1 tahun, kami mulai lepas pengaman dengan harapan segera hamil, namun kehamilan yang ditunggu tidak segera terwujud.

Hingga akhirnya kami pergi konsultasi dengan beberapa dokter. Oleh dokter I, kami diminta check sperma (untuk suami), dan saya check hormon, dan USG transvaginal saja. Hasilnya, hormon dan rahim saya normal dan bagus, sedangkan sperma suami kurang gesit, pergerakan yang excelent hanya sekitar 25% saja, lebih banyak yang bergerak ditempat dan tidak bergerak sama sekali.

Setelah itu, pengobatan kami fokuskan ke suami saya, mengingat sperma nya kurang dalam kondisi bagus. Oleh dokter, selain diberi obat, suami yang hobby nya naik sepeda, juga untuk sementara dilarang naik sepeda, karena katanya menekan penis dan kantung sperma. Pengobatan berjalan 3 bulan, namun keadaan suami malah menjadi buruk, dalam artian rambut rontok dan napsu makan menurun. Karenannya kami coba check sperma sendiri, dan sayangnya setelah semua “pengorbanan” itu, keadaan sperma suami tidak bertambah baik, alias jalan ditempat.

Setelah itu kami berpindah dokter, oleh dokter, karena semua kondisi rahim dan saluran saya normal, disarankan untuk inseminasi saja. Dan kami pun menurut, sayangnya inseminasi pertama gagal, setelah waktu menstruasi saya mundur sekitar 6 hari, namun memang waktu di test pack hasilnya negatif….
Bulan berikutnya, kami mencoba inseminasi lagi, atas anjuran dokter, dan lagi-lagi gagal. Tak terbayang betapa putus asanya kami, karena dua kali kegagalan yang berturut-turut….

Akhirnya, setelah membaca-baca website bayi-tabung.com ini, kami memutuskan untuk coba-coba kontrol ke Jakarta (kami tinggal di Semarang), oleh dokter yang menangani waktu inseminasi, kami disarankan ke RS. Family Pluit dengan dr. Muchsin. Awalnya saya ingin kontrol ke dr. Ivan juga di RS.Bunda, namun karena jadwal yang mendadak, kami tidak berhasil bikin schedule dengan dr.Ivan.

Kami berangkat ke Jakarta, pas hari mens hari ketiga saya, disitu kami langsung ditangani, saya langsung di test hormon, USG, dll. Sedangkan suami juga di check sperma lengkap. Lagi-lagi permasalahannya ada di sperma suami… ternyata menurut dr.Muchsin, penyebab kegagalan inseminasi dikarenakan setelah proses olahan dan penyaringan sperma, sperma berkualitas suami hanya 500.000-1.000.000 sperma saja, sedangkan syarat untuk inseminasi paling tidak ada 2.000.000 sperma yang bagus. Dalam hati saya, kenapa dokter dan rumah sakit di Semarang tidak mengetahui hal ini, bahkan sampai 2 kali inseminasi, tapi ya sudahlah…..

Disitu dr.Muchsin memberikan alternatif untuk bayi tabung sambil mengobati sperma suami. Kalau kami setuju, bulan berikutnya waktu saya mens hari kedua, harus berangkat ke Jakarta lagi. Akhirnya kami berdua setuju untuk bayi tabung, karena kami berdua memang sudah ingin memiliki momongan.

Bulan Juli 2010 kemarin, tanggal 2 saya dan suami berangkat ke Jakarta, dan disitu dilakukan USG untuk mengetahui jumlah telur awal saya, dan disitu ada 5 telur di kanan dan 5 telur di kiri.. Satu hal yang meyakinkan saya dan percaya kepada dr.Muchsin dan teamnya, adalah waktu dr. Muchsin bilang ” Ibu dan suami tenang saja, berdoa, dan urusan teknisnya serahkan kepada kami” disitu saya benar-benar yakin dan mantap…..

Pas tanggal 2 Juli itu juga, kami diberi penjelasan bahwa kami pakai metode short protocol, dengan biaya awal 53 juta, kelebihan dosis obat akan dikenakan tambahan biaya..

  • Tanggal 3 Juli saya mulai suntik GONAL-F dengan dosis 150 selama 5 hari. (sampai tanggal 7 juli)
  • Tanggal 8 Juli saya sudah tiba di Jakarta lagi, tiba dengan flight pagi, kami langsung menuju rumah sakit, disitu dilakukan USG lagi untuk mengetahui jumlah telur, dan bertambah menjadi 7 telur di kanan dan 8 telur di kiri. Di tanggal 8 ini juga dilakukan sperm freezing. Dosis Gonal F ditambah menjadi 225
  • Tanggal 9 Juli kembali dilakukan USG, telur bertambah lagi (lupa jumlahnya)
    dan dosis gonal F tetap 225
  • Tanggal 10 Juli USG lagi, telur sudah mencapai 18 buah totalnya… perut saya sudah mulai berasa kembung dan rada gedean… Dosis Gonal F ditambah menjadi 300 + suntikan Cetrotide.
  • Tanggal 11 Juli kita ngga USG, karena kebetulan pas hari minggu, jadi skip sehari, lagian melihat ukuran telur yang masih berkisar antara +- 14 an. Suntikan Gonal tetap 300 + suntikan cetrotide. Oya, tanggal 11 ini juga “jadwal” sanggama terakhir hehehe :p
  • Tanggal 12 Juli, USG lagi, telur udah ada 20an, dan ukurannya +- 16. Nah ditanggal 12 ini, suntik Gonal F dosis 300 terakhir, dan suntik cetrotide.
  • Tanggal 13 Juli, suntik cetrotide terakhir. jam 8 malem musti balik ke RS. Family lagi, untuk suntik HCG 10.000IU.
  • Tanggal 14 kita “libur” tapi musti puasa untuk besoknya dilakukan OPU.
  • Tanggal 15 OPU… kita udah dateng sejak jam setengah 7, trus test darah, sama akhirnya disuntik bius. Rasanya tegang banget, apalagi suami ngga boleh masuk, jadi kita saling menguatkan, dan berdoa untuk yang terbaik…
    Sekitar jam 9 selesai OPU, tapi karena masih dalam pengaruh bius, saya jadi seperti orang teler, hehhehehe. Lalu diketahui kalau total telur yang diambil ada 21 buah, dengan 9 telur berukuran 18-20an. Oya di tanggal 15 ini juga suami ambil sperma lagi, untuk disuntikkan ke telur yang sudah diambil..Malamnya, saya diberi obat Crinone (mengandung progesteron yang penting untuk kehamilan)
  • Tanggal 18 adalah hari yang amat menegangkan, karena waktunya ET, kita nungguin dokter sambil deg2 an, karena penasaran banget ada berapa embriyo yang jadi… setelah dokter dateng, kita dipanggil, dokter nya mulai cerita, dari 21 telur yang diambil, 2 telur sudah tidak memenuhi syarat. Jadi sisa 19 telur. Dari 19 telur, 13 dilakukan metode ICSI dan 6 dengan cara konvensional. Dari yang 13 di ICSI, yang jadi tinggal 8, dan yang konvensional cuma jadi 1 (ada 2 telur yang dibuahi dengan 2 sel sperma, jadi dikatakan abnormal). Nah 9 embrio inilah yang di foto, dan ditunjukkan ke kita… dan dari foto, diketahui kalau yang 3 membelah tapi ada defragmentasi, jadi pembelahan tidak rapi. Jadi oleh dokter Muchsin diputuskan untuk “dibuang” saja… Jadi akhirnya kita ada 6 embrio yang berkualitas sangat bagus… 🙂 Untuk wanita seumuran saya (24 tahun) yang dimasukkan hanya 2 embriyo, dan sisanya di freezing.
    Lagi-lagi saya masuk sendirian untuk ET, kata dokter, masuknya embriyo sangat mudah, jadi diharapkan semuanya berakhir dengan bagus.

Hari rabunya, saya balik ke Semarang, sempet khawatir dan was-was karena saya naik pesawat, tapi oleh dokter sudah diyakinkan aman.
Lalu 2 minggu menunggu test (dengan test pack) adalah hari2 yang menegangkan… saya bed rest, melakukan kegiatan yang ringan sekali.

Tiba tanggal 1 Agustus untuk test pack. Dari sejak sabtu malamnya, suami saya sudah tidak sabar untuk ngetest, sampai saya malah jadi tegang karena ngliat suami yang ikutan tegang.. Paginya saya test dengan 2 test pack dengan merk berbeda (suami masih tidur hehe). Awalnya hanya tampak 1 garis, dan lama2 muncul garis kedua, alangkah senangnya saya, karena itu berarti positif… Suami juga tidak terkira gembiranya. Rasanya sudah tidak sabar untuk USG, tapi ole suster astina, disarankan untuk tidak USG dulu, karena janin yang masih terlalu kecil. Dan tanggal 14 agustus ini, akhirnya saya USG, dan sudah tampak kantong kehamilan dan titik di rahim saya.. dan usia kehamilan saya sudah menginjak 6 minggu..

Sungguh pengalaman yang luar biasa, karena benar-benar disinilah ujian sebagai suami istri, tinggal bagaimana kita saling menguatkan dan mendukung.. Buat temen2 yang masih berjuang, Tuhan Memberkati dan Good Luck 🙂 terus berdoa dan berjuang, karena doa tanpa perjuangan juga sia-sia 🙂

love,
Nichole

Share
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (8 votes, average: 3.50 out of 5)
Loading...

Pengalaman keberhasilan bayi tabung – keluarga Andreuw

Selama ini saya hanya membaca di website bayi-tabung ini dan juga saya lebih banyak tahu mengenai proses bayi tabung lewat sharing pengalaman temen temen di sini.

Saya dan istri saya menikah di akhir tahun 2006 tepatnya bulan Desember, rencananya tidak mau punya momongan selama setahun pernikahan. Setelah 1 tahun kami pun sudah siap untuk memiliki momongan, tetapi selama hampir 1 tahun mencoba, istri saya masih belom hamil juga. Kami juga berusaha berbagai macam cara agar istri saya bisa hamil dari urut urut maupun obat tradisional. Masih tidak berhasil juga dan kami juga sepakat untuk memeriksa dokter.

Pada waktu itu kami pergi ke dokter rumah sakit Elizabeth Hospital di Singapore dan dokter menyarankan saya untuk mengecek sperma dan istri untuk mengecek daerah rahimnya juga. Hasil dari pengecekan, kondisi sperma saya tidak ada masalah diatas rata2 normal dan juga semua system peranakan istri saya juga tidak ada masalah, tidak ada penyumbatan saluran tuba dan masalah lainnya. Kami di sarankan Dr Kowa (dokter yang menanganin kami) untuk melakukan inseminasi dan kami setuju untuk melakukannya.

Proses inseminasi pertama di Singapore ini gagal. Dan setelah beberapa bulan, kami berencana untuk melakukan inseminasi lagi (belom terpikir untuk program bayi tabung), tetapi ada temen saudara saya melakukan program bayi tabung di rumah sakit Mahkota Malacca dengan Dr Selva. Dengan alasan karena pernikahan sudah mau memasuki tahun ke 3 dan juga membaca banyak pengalaman bayi tabung di website ini, saya dan istri sepakat untuk melakukan program bayi tabung.

Kami melakukan kosultasi dengan Dr Selva (dokter yang minim berkomunikasi dan minim senyum juga, mungkin karena pasiennya yang ramai hehehe), dan Dr Selva tidak menyarankan untuk melakukan bayi tabung dulu di karenakan umur Saya 30 dan istri 28 dan juga di antara kami berdua tidak ada masalah dengan organ reproduksi. Dr Selva menyarankan untuk melakukan iseminasi dulu dan alasan dari Dr Selva dengan melakukan inseminasi selain biaya lebih murah dan tidak terlalu menderita di pihak istri itu, dan alasan terpenting dari Dr Selva yaitu ingin mengetahui kondisi hormon istri saya karena ada hubungannya dengan proses bayi tabung kedepan apabila inseminasi gagal.

Istri mulai start program inseminasi dengan penyuntikan seingat saya sih 5 kalu suntikan yang kami bawa pulang ke Indonesia. Sesudah 5 kali suntikan kami berangkat ke Malacca. Setelah pengecekan Dr Selva, dinyatakan telur tidak berkembang semestinya dan mesti di beri suntikan dengan dosis yang lebih tinggi lagi. Di hari berikutnya juga di nyatakan kurang suntikan dan di beri suntikan lagi. Sempat kesal juga sih, karena dengan tambahan suntikan ini berarti biaya bertambah banyak dan di hitung hitung sudah mau mendekatin proses bayi tabung. Sesudah telur di nyatakan bagus dan proses memasukan sperma di lakukan. Dan hasilnya di nyatakan gagal lagi, tapi istri mengalamin mens dengan banyak darah yang kental kental, kemungkinan gugur.

Sesudah kegagalan iseminasi kedua kalinya kami berdua uda sedih banget dan ingin istirahat dulu. Dan dalam 1 tahun semenjak kegagalan inseminasi kedua kali di Malacca. Kami juga berusaha dengan obat dokter tradisional yang ada di Singapore, tetap gagal. Sampai di pertengahan tahun ini tahun 2010, saya dan istri bertekat untuk melakukan bayi tabung.

Kami melakukannya di Malacca dengan Dr Selva lagi karena dia sudah mengetahui kondisi hormone istri saya. Dan proses bayi tabung di lakukan dengan pemberian suntikan yang kata Dr Selva dosisnya di tinggikan karena waktu proses inseminasi perkembangan telur istri saya agak lambat. Di karena membaca pengalaman bayi tabung temen di sini, jadi proses bayi tabung tidak mengejutkan kami hehehe, apabila tidak membaca dulu mungkin bagi orang biasa akan terkejut dengan melakukan suntikan terus menerus sampai dengan waktu pengambilan telurnya.

Dengan dosis obat suntikan yang pas, telur yang berhasil di keluarin ada 19 dan terjadi pembuahan dengan sperma ada 9 yang terdiri dari 3 paling bagus, 3 bagus dan 3 sedang. Proses ET seperti temen temen alami, cepat dan tidak terasa apa apa. Kami di sarankan transfer embrio 2 yang paling bagus aja karena saran dari Dr Selva melihat umur istri saya yg masih tergolong muda dan juga kata Dr Selva karena keluarga saya ada keturunan kembar jadi takut kalu bisa mengandung kembar 3 dan berbahaya. Sesudah ET kami tidak langsung pulang ke Indonesia, kami tinggal di Malacca selama 3 hari dan baru pulang ke Indonesia sesudah itu dengan 6 jam perjalanan. Kami di beritahu sesudah 14 hari embryo transfer ke Dr Selva lagi untuk pengecekan darah untuk mengetahui kehamilan.

Di 14 hari ini sangat membuat saya dan istri gelisa takut kegagalan lagi. Akhirnya hari yang di tunggu tunggu telah sampai, sesudah selama 4 tahun menanti nanti momongan (bagi yang lebih jangan menyerah ya), hasil sesudah 14 hari dinyatakan istri hamil dengan hasil bhcg 1537 dan Dr Selva bilang kemungkinan hamil kembar. Terima kasih saran dan pengalaman temen temen disini, semoga yang lain bisa berusaha sampai dapat momongan ya. Sekarang hamil istri saya uda memasukin hari ke 20 semoga sukses sampai lahir mohon doa temen temen.

Share
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...