Hai teman2 saya disini ingin berbagi pengalaman saya,semoga bermanfaat buat teman2.
Saat ini usia saya 28th dan suami usia 30th. pertama2 saya akan menceritakan awal permulaan endometriosis yang sangat menyiksa setiap kali haid itu datang.
Pertama x saya datang haid ketika umur 13th. setelah bbrp bulan haid, ketika bulan keberapa saya lupa, darah mens bukan keluar melalui lubang yang tepat, tetapi melaui (*maaf, anus), dan rasa sakit dibawah perut yang saya rasakan sungguh luar biasa sakitnya. tetapi saya anggap ini merupakan gejala datang mens biasa, ini terjadi hanya 1x saja, setelah itu udah seperti biasa.
Ketika sma saya lagi datang haid, ketika mau BAB, rasa sakit yang saya rasakan lagi ketika feses mau keluar dan ini bukan ambeien, tapi karena adanya perlengketan endometriosis yang sudah mengenai usus besar saya, sehingga saya akan merasakan sakit ketika BAB, dan lagi lagi saya menggangap ini hal yang biasa.
Tahun 2010 saya sedang jalan2 di singapore, dan kebetulan nyokap mau check kandungan di gleneagles hospital dengan Dr Peter Chew, dan saya juga ikut masuk didalam untuk nemenin nyokap. dan saya tanyakan kepada dokter, kenapa setiap kali haid, saya mengalami sakit perut yang sangat sakit sekali sampai tidak bisa berdiri, Dokter langsung memeriksa saya melalui USG, dan disana di temukan endometriosis, dokter menyarankan untuk scan agar lebih detail lagi, dan ditemukan endometriosis kiri dan kanan sebesar 3cm dan sudah termasuk stadium 4, dokter menyarankan untuk segera operasi laparascopy, jika ditunda maka bahaya, karena takut endometriosis ini dapat pecah dan bahaya buat saya.
Akhirnya Nov 2010 saya melakukan laparascopy dengan Dr Peter Chew, Dokter Chew sangat baik skali, saya merasa nyaman untuk konsultasi sama beliau. Operasi hanya memakan waktu 1 jam dan tidak perlu nginap di rumah sakit, Setelah obat bius hilang maka saya sudah diperbolehkan pulang, saya disuntik tapros selama 6 bulan agar virus dapat benar2 mati.
Dokter menyarankan agar saya segera punya anak (NB: pacar saja tidak ada), karena endometriosis saya termasuk yang sudah gawat dan sewaktu2 dapat timbul lagi walau sudah disuntik tapros, dan dengan stadium 4 ini, saya dikatakan akan sulit punya anak.
Tahun 2013 saya menikah, selama 6 bln saya belum juga hamil, saya kembali lagi untuk mengecek ke Dr Peter Chew, ditemukan kembali endometriosis, dan saya laparascopy lagi dengan suntikan 6x tapros, dan setelah bbrp bulan saya belum kunjung hamil dan takut kalau sewaktu2 endometriosis muncul lagi maka saya mencari alternatif lain.
Sebelum saya melakukan operasi laparascopy yang kedua, saya mencoba dengan cara alami dengan dokter memberikan obat untuk agar telor nya besar, 2 minggu pasca minum obat, saya mengalami sakit perut dimana tidak dapat BAB dan BAK, lalu saya ke dokter umum dan dokter umum dijakarta bil bahwa saya kena infeksi kantung kemih dan ambeien dan diberikan bbrp obat, obat sampai habis tapi tidak kunjung sembuh juga, saya lalu ke dokter penyakit dalam, dokter USG dan menyarankan ke dokter kandungan karena ada permasalahan dengan kista saya, besok paginya saya ke dokter kandungan di jakarta di salah satu rumah sakit, setelah USG tranvaginal, dokter langsung mengambil keputusan untuk melakukan operasi dan pengangkatan setengah rahim saya karena kista membesar sehingga menekan usus saya.
Saya tidak mau melakukan operasi, besok paginya saya langsung ke singapore untuk di cek sama Dr Chew, dan dokter mengatakan bahwa saya alergi sama obat sehingga kista membesar, saya dikasi suntikan sehingga kista dapat mengecil dengan sendirinya, besoknya saya udah sembuh dan dapat BAB serta BAK.
Progam untuk mendapatkan anak terus saya lakukan tanpa menyerah, karena saya bekerja dan tidak bisa ambil cuti terus sedangkan ke singapore memakan waktu yang tidak sedikit dan juga dollar singapore naik terus maka saya mencari dokter di jakarta yang lebih dekat. Setelah saya browsing dan baca di web bayi-tabung.com maka saya memutuskan untuk konsultasi sama Dr Ivan di BIC.
Dr Ivan sangat friendly sekali, dan ketika di usg tranvaginal, ditemukan lagi endometriosis. sempat depresi, kenapa ini endo muncul sangat cepat skali. Dokter langsung menyarankan untuk melakukan inseminasi atau bayi tabung.
Saya mencoba untuk inseminasi Jan 2015 dan gagal, lalu Februai 2015 langsung program bayi tabung, dengan suntikan gonal dll, didapatkan 12 sel telur (8 yang akan jadi calon embrio , 1 abnormal dan 3 belum matang). Ketika hari kelima blastocyct hanya terdapat 4 embrio dengan kualitas good.
Februari dilakukan embrio transfer dengan 2 embrio dan setelah 2 minggu bhcg saya 28 dan kemungkinan kelainan kromoson, bayi tabung pertama dengan fresh embrio gagal. Setelah 3 bln ketika mau dilakukan embrio transfer dengan Frozen embrio, saya sempat menanyakan dokter, apa mungkin saya harus laparascopy lagi, agar endometriosis ini tidak akan menganggu ketika embrio di transfer, Dr Ivan mengatakan bahwa beliau cukup yakin dengan 2 frozen embrio karena dapat mencapai blastocyct.
11 Mei 2015 saya melakukan embrio transfer di BIC. dan setelah 2 minggu saya tes darah bhcg 577,42 dan positif hamil. Sekarang telah memasuki usia kurang lebih 10 minggu, semoga janin sehat terus dan dapat berkembang dengan sempurna didalam rahim saya.
Bagi teman2 seperjuangan, jangan mengenal kata lelah karena semua sudah di tentukan oleh Tuhan.