Category Archives: Donor

Donor telur di Malaysia – Vero

Hi… teman2… disini mau coba berbagi dan meminta info ttg donor telur.
Aku 41 thn suami 42 thn. Kami sudah menikah 15 thn. Maret 2015 aku coba bayi tabung di ra lam wha ee Penang dengan dr Ng.
Hasil AMh ku mmg rendah 0.227 dan dr Ng agak pesimis untuk dilakukan bayi tabung. Krn aku memaksa utk dilakukan akhirnya diberikan suntikan suprefact dan gonal f selama 5 hari. Setelah 5 hari di USG akhirnya fr bilang klo sel telur hanya ada 1 dan akan percuma klo tetap dilakukan OPU.
Beliau menyarankan utk donor telur. Krn dgn donor telur kemungkinan utk berhasilnya besar.
Akhirnya kami memutuskan utk waiting list mendapatkan donor telur. Dan biayanya sekitar 18.000 RM.
Sy ingin info bagi yg pernah melakukan donor telur si malaysia. Apakah keberhasilannya mmg besar utk hamil? RS mana lg di malaysia yg kira2 recomended utk donor telur?
Sy pernah baca donor telur di rs Lam Wha ee thn 2013 biayanya sekitar 11.000 RM. Knp sekarang naiknnya banyak sekali ya?

Mudah2an teman2 bisa membantu sy dlm memberikan informasi dikarenakan kondisi keuangam sy terbatas. Terima kasih.

Share
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (3 votes, average: 4.00 out of 5)
Loading...

Bayi tabung dgn donor telur di Malaysia/Singapore? – Sur

Selamat kenal Ibu dan teman seperjuangnan .. 😀 ..
Saya berumur 39 dan suami 40. Saya dan suami sudah menjalani proses bayi tabung bbrp kali dan gagal. Dokter bilang kualitas telor saya sudah agak menurun dan disarankan mencari donor telor. karena sulitnya mencari donor telor, Ipar saya ada yg bersedia menjadi donor. Karena di jkt belum boleh melakukan bayi tabung dgn menggunakan donor telor. Apakah ada teman2 yg tahu prosesnya di malaysia atau di Singapura ? apakah keuntungan dan kerugiannya melakukan bayi tabung di dua negara tersebut ? Apakah bisa memberikan kontak person yg bisa di hubungin ? berapakah kira2 perincian biayanya ?

Ipar sedang menggunakan spiral, berapa lama waktu yg di perlukan utk menunggu dari proses pencabutan spiral sampai proses bayi tabung ?
Saya sangat berharap teman2 disini ada yg bisa berbagi cerita dan pengalaman mengenai proses bayi tabung dgn menggunakan donor telor di kedua negara tersebut.
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih.

Share
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (2 votes, average: 4.50 out of 5)
Loading...

Adakah seseorang yang bersedia mendonorkan sel telurnya untuk aku? – Agustina

Hai, perkenalkan nama ku Agustina, umurku 28 tahun, usia pernikahanku 4 tahun. Sampai kini belum dianugerahi buah hati. Sempat hamil namun keguguran dan setelah di cek ternyata karena kista coklat di kedua indung telur. Akhirnya aku menjalani laparotomy untuk mengangkat kista namun ternyata indung telur kiri ku diangkat dan sebagian indung telur kanan ku dipotong sebagian.

Sejak itu menstruasi ku tidak teratur bahkan sempat berhenti. Jika aku tidak minum progynova maka aku tidak akan mens. Aku tahu bahwa aku mengalami menopause dini. Namun aku tetap berusaha untuk memperoleh buah hati idamanku. Sayangnya setelah disuntik gonal F selama 7 hari, kata dokter aku tidak dapat melanjutkan proses bayi tabungku. Hal ini disebabkan kualitas dan kuantitas sel telurku yang kurang.

Dokter bilang ada kemungkinan aku mesti mencari seseorang yang rela mendonorkan sel telur untuk ku. Adakah orang itu? Aku sedikit pesimis dalam hal mendapatkan donor sel telur di Indonesia. Mungkin aku perlu sedikit memberitahu bahwa ras aku chinese. Aku berharap dapat memperoleh sel telur yg sesuai dengan ras aku. Terimakasih.

Share
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (3 votes, average: 3.33 out of 5)
Loading...

Bayi tabung dan telur donor – Lotta

Saya telah menikah 6 tahun dan belum di karunia anak hingga sekarang. kami tinggal di Eropa utara dan suami saya berasa dari sini. Membicarakan bayi tabung tak pernah ada habisnya … kami telah mencoba 4 kali dgn fresh embryo dan 1 kali dgn frozen embryo … belum berhasil.

Bayi tabung yg pertama saya sempat hamil, namun hanya berusia seminggu, kemudian pendarahan, lalu yg keempat kami ganti klinik. setiap kali menanti hasil pemeriksaan darah selalu berakhir dgn cucuran air mata. Namun saya belum putus asa. terakhir saya mencoba beberapa herbal dan jamu dan mempersiapkan diri utk bayi tabung berikutnya awal tahun depan …

Saya kadang juga berpikir ingin mencoba melakukan bayi tabung di Jakarta yg saya dengar tingkat keberhasilannya cukup bagus dibanding di Singapore atau Malaysia … namun kami juga mulai mempertimbangkan telur donor, mengingat usia saya sudah 41 tahun … yg menjadi persoalan sangat sulit mencari donor yg sejenis dgn saya, karna penduduk Asia yg minoritas disini, apalagi yg dari Indonesia. Adakah saran utk mendapatkan telur donor dari wanita Indonesia, apakah memungkinkan memasang iklan di media sana?

Share
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 2.00 out of 5)
Loading...

Biarpun pakai donor telur usaha saya …… – Flowers

Salam sejahtera,
Ibu2 & Bapak2 seperjuangan untuk sebelumnya saya mohon maaf kalau identitas saya rahasiakan.
Saya tinggal selama 14 thn di IBU KOTA di salah satu negara di EROPAH. Suami saya WNA Eropah. Lama menikah 7 thn. Thn 2005 saya pernah operasi untuk angkat Endometrios di rahim sebelah kiri. 1 thn saya dilarang hamil biar jahitan bekas operasi sembuh benar. Sampai thn 2007 buah hati belum datang juga, kami memutuskan bayi tabung dng protocole yg sangat panjang & sangat rinci untuk kami berdua.

Waktu pengecekan ternyata Endometrim saya tumbuh lagi malah di 2 tabung tersumbat semua + sperma suami tidak begitu TANGGUH padahal waktu itu kami BERUMUR 34 thn jadi belum begitu tua.
Prof.dr juga menerangkan bahwa keadaan rahim saya lebih tua dari umur saya, Kami tak tahu kenapa kami punya kelemahan itu, Padahal kami pasangan dg berat badan ideal, rajin berolah raga malah itu Hoby kami. POLA makan juga selalu kami perhatikan rata2 Organic Food, Kami tidak perokok & peminum, Siklus haid saya teratur dari dulu, tapi entahlah…. Prof.dr bilang itu penyakit Misteri semua orang bisa terkena tak pandang bulu.

Saya tak perlu menjelaskan seluruh protokol bayi tabung secara rinci karena, pil2 & obat2 suntik semuanya HAMPIR = yang di Indonesia & juga di negara lainnya, hanya waktu pertama kali program bayi tabung, kami harus tanda tangan surat persetujuan untuk segala macam a/l : ambil darah yg akan digunakan untuk segala macam test vaksin imunisasi juga DNA yg hasilnya 2 bln kemudian, harus konsultasi dg Psikiatri juga psikolog di tambah pengobatan alternatif saya a/l: Akupuntur, Homeopathy, Jamu/Madu, Pijit…Peramal… dls….semua saya lakukan.

3 kali saya bayi tabung dng cara yg canggih & maksimal dari thn 2007 sampai thn 2009 sampai lemari obat2an saya penuh dg obat2 untuk bayi tabung. Setiap program bayi tabung Prof. dr kasih resep obat untuk 4 bln inseminasi jadi saya ambil berpak-pak obat2 itu di apotek. Sayangnya semua bayi tabung saya gagal total biarpun dosis obat2an tinggi, saya hanya bisa menghasilkan 1/ 3 telur dan semuanya tak bertahan hidup = tak sempat di buahi sperma suami. Sedih hati saya tiap kali gagal saya hanya menangis & meratap (suami saya menangis secara sembunyi di kamar mandi).
Tapi kami tak patah niat karena kalau masih memungkinkan kami mau coba lagi, untungnya semua program bayi tabung ini ditanggung oleh ASKES kami jadi semuanya GRATIS 100% .
Tapi apa daya pihak Prof.dr2 di RS itu memutuskan kami tak BERHAK bayi tabung lagi karena lihat SITKON telur saya jadi kami disarankan untuk DONOR TELUR (DT).

Kesal & sedih hati saya saking kesalnya obat2an sisa bayi tabung saya buang ke tempat sampah (tapi saya benar2 MENYESAL setelah obat2 itu jauh ) saya pikir bisa kasih orang yg senasib dg saya untuk amal apalagi banyak obat2 yg tersisa tapi masih baru & belum saya buka, saya tahu harga obat2an itu berjuta2.
Waktu itu saya putus asa & kesal sekali karena untuk ikut DT di negara ini kami harus menunggu 3 s/d 5 thn karena banyak peminta tapi tak banyak pendonor kecuali kalau kami bawa donor sendiri (syaratnya seorang ibu berumur di bawah 36 thn & sudah beranak) maka program DT saya langsung di laksanakan.
Saya meminta adik & ponakan saya di DESA (semuanya masih muda, berkeluarga & punya anak) kalau mereka bersedia jadi donor tentunya mereka saya bawa ke Eropa. Sayangnya setelah saya jelaskan apa itu inseminasi dari awal sampai akhir (DT protokolnya sama dg bayi tabung cuma berakhir sampai OPU), mereka ketakutan apalagi untuk OPU pake anestesi segala mereka tak mau biarpun saya kasih imbalan.
Tak ada pilihan lain saya cari2 di internet kalau ada wanita yg bersedia jadi DT, tentunya saya kasih imbalan meskipun di negara ini imbalan dilarang & bisa di hukum penjara/denda tapi saya tak perduli. Saya cari dulu di negara ini kalau tak ketemu, kami bertekad DT di negara lain. Informasi RS2 & klinik2 fertilitas di negara2 Eropah & lainnya saya catat & simpan.

Untungnya saya menemukan 2 ibu yg bersedia jadi donor, Saya sebut saja ibu A & ibu S.
* Ibu A berumur 28 thn & sudah punya 3 anak, tinggal di kota L sebelah utara (300 km dari kota saya) tapi dia masih menyusui anak terakhirnya, jadi saya harus nunggu sampai dia selesai masa menyusuinya.
Ibu A ini tak mau IMBALAN SEPESERPUN dia bercerita dulu dia pernah keguguran saat usia kehamilannya baru 4 bln, Sejak kejadian itu DIA berjanji dg TUHANNYA bahwa kalau dia beruntung hamil lagi & punya anak dia mau jadi pendonor telur untuk menolong orang2 seperti saya. Saya jadi terharu membaca @nya.
* Ibu S berumur 19 thn, punya anak 1 & lagi hamil 7 bln dia tinggal di kota SM sebelah selatan (150 km dari kota saya) & saya juga harus nunggu sampai dia melahirkan. Dia meminta imbalan tapi tak perduli berapa saja katanya. Saya juga tidak perduli yg penting siapa yg pertama siap jadi donor itu yg saya pilih.

Hampir 1 thn saya tunggu, saya selalu rajin minta kabar dari ibu2 itu, kami malah sempat tukeran foto & kartu pos. Tapi akhirnya Ibu S mengundurkan diri karena dia mengalami pendarahan banyak waktu dia melahirkan & dokter ginekolognya menganjurkan dia untuk membatalkan jadi DT karena banyak resikonya, jadi harapan saya hanya ibu A.
Akhirnya Bulan Februari 2010 Ibu A siap untuk program DT untuk saya, tapi dia tak mau di kota saya alasanya karena dia punya 3 anak yg masih BALITA jadi repot untuk perjalanan PP 300 km.
Tak ada solusi lain saya & suami pindah program DT di RS di kota L, semua program baik kami & ibu A semuanya GRATIS hanya ongkos kereta api PP bayar sendiri tapi nanti dikembalikan oleh ASKES kami. Ibu A mulai melakukan test dari A sampai Z di RS di kotanya & selesai +- 6 bln kemudian. Waktu OPU ibu A menghasilkan 30 telur yg semuanya sangat bagus.

Dan menurut UU di negara ini TELURNYA BUKAN UNTUK SAYA tapi untuk pasangan2 lain yg bermasalah = saya, Tapi juga yg RASnya = ibu A yg bermata hijau kelabu & berambut pirang. Setiap pasangan hanya berhak 5 telur untuk dicampur dg sperma suaminya masing2, (identitas pasangan2 itu & identitas ibu A sangat DIRAHASIAKAN oleh pihak RS, jadi mereka tidak bakalan saling kenal). Sebagai gantinya karena saya bawa pendonor (ibu A) program DT kami di nomer satukan malah kami berhak ikut 2x DT (tanpa harus bawa pendonor lagi) kalau programme DT yg pertama kami gagal.

Hanya sayangnya di kota L ini belum ada dlm daftar pendonor yg RASnya seperti saya (RAS ASIA) semua identitas pendonor untuk saya ini di RAHASIAKAN oleh pihak RS, mereka hanya menjelaskan saja. Saya sudah menduga sebelumnya karena saya tahu di kota L ini, rata2 penduduknya berkulit sangat putih dg bintik2 coklat di kulitnya, bermata biru, hijau, kelabu & coklat terang dg rambut asli yg berwarna kuning emas atau pirang. Sedangkan saya bermata sipit dg kulit sawo matang & suami saya berkulit putih biasa bermata coklat terang & berambut pirang.
Prof.dr kasih 2 pilihan kepada saya, solusi pertama : tunggu, mungkin kalau beruntung ada pendonor RAS ASIA mungkin 1s/d 5thn tunggu atau mungkin tidak ada sama sekali, Solusi ke 2 : menerima pendonor yg RASnya seperti SUAMI saya (jadi kalau saya beruntung hamil & melahirkan, anak saya berwajah 100% Eropah). Saya kecewa sekali mendengarnya tapi karena saya pingin punya anak dari rahim sendiri saya tak mau tunggu lagi, solusi ke2 saya terima. Kamipun mulai siapkan dokumen2 yg di minta oleh UU negara ini untuk protokol DT, a/l : kami harus bikin surat perjanjian yg isinya macam2, disaksikan & di tanda tangani oleh NOTARIS, konsultasi dg psykolog & test DNA lagi.
Cuma enaknya hanya Pihak pendonor yang harus inseminasi total & komplet, Sedangkan inseminasi saya (sebagai pihak penerima Embrio) hanya sedikit,Cuma 21 hari sesudah haid harus suntik Enantone 1x, terus 2 minggu kemudian folice acid, Provames, Progesterone (tiap hari sampai usia hamil 3 bln).

Bln Mei lalu kami ke kota L untuk ET, sehari sebelumnya saya harus minum Xanak & Spasfon. Waktu tunggu giliran di ruang tunggu itu, saya perhatikan ada 9 PASANGAN yg istri / suaminya RASnya mirip dg suami saya, MUNGKIN untuk giliran ET seperti kami dg pendonor yg sama. Di ruang tunggu itu semuanya berwajah beku / sedih seperti kami, tak ada keinginan untuk menyapa/ngobrol.
Dari 5 telur pendonor yg di campur dg sperma suami saya, hanya 3 yg jadi (1 Blastocyst). Yg di masukan ke rahim saya hanya SATU, saya hanya BERHAK SATU-SATU menuruti peraturan RS di sini, Penyebabnya ukuran tinggi badan (menurut ukuran negara ini saya termasuk pendek, jadi berbahaya & beresiko tinggi kalau kembar). Yg 2 embrio lainnya di simpan di RS di kota L tidak bisa di TRANSFER ke kota saya.

Kembali ke kota saya, 2 minggu kemudian saya cek darah & positif hamil, herannya Perasaan kami biasa2 aja, bahagia sih tapi dlm hati kecil kami menduga enggak bakalan bertahan, kami memutuskan untuk tidak membicarakan kehamilan dlm rumah. Malah sudah bertahun2 kami menghindari dari segala perkumpulan & pergaulan baik dari pihak suami juga dari pihakku.
Karena tiap kali ada undangan atau acara2 di KEDUTAAN pertanyaan orang2 selalu seputar kehidupan pribadi kami :….berapa lama menikah ?…..punya anak berapa ?…..dsl…Jadi kami merasa sedih & enggak enak sendiri.
Untungnya selama masa hamil itu saya tak pernah punya rasa muntah2, pening, lelah, dls….semua oke2 aja seperti saya tak hamil saja, saya pikir mungkin karena obat2an yg saya konsumsi tiap hari. Kegiatan sehari2 saya lakukan seperti biasa cuma olah raga saya stop. Satu bln setelah ET saya echographic, embrio saya baik2 aja, detakan jantungnya juga lancar kami terharu melihatnya biarpun hanya sebesar udang.
Waktu konsultasi lagi dg dr Gynekolog di dekat rumah saya, dia kasih surat perintah untuk echographic kalau usia kehamilan mencapai 12 minggu untuk melihat apakah organ tubuh, tulang & Syaraf bayi sudah membentuk, Katanya penting untuk test TRISOMY 21, test itu untuk mengetahui apakah jabang bayi kami cacat mental & fisiknya atau enggak. Nanti terserah kami kalau bayi itu mau terus disimpan atau digugurkan.

Tgl 12 Juli saya ecographic 12 minggu kehamilan untuk test TRISOMY 21 itu & dugaan saya jadi kenyataan, jabang bayi saya sudah tak bergerak lagi, tapi saya masih penasaraan 3 hari kemudian saya echo ulang, lagi2 hasilnya IDEM. Gynekolog menyarankan saya untuk menyetop semua obat2 yg saya konsumsi untuk memperlancar proses keguguran.

Kami tak bisa menjelaskan emosi sedih kami tapi kami tak kapok2 biarpun jatuh bangun & jatuh lagi yg jelas kami tetap berusaha selama masih ada kemungkinan. Kami merencanakan ET ke2 bln November ini.
Sekarang umur kami sudah 38 thn & sebenarnya saya sendiri sudah MUAK juga LELAH dg segala teknologie canggih yg membuai harapan tapi blm tentu nyata, tapi apa daya hasrat untuk punya anak melebihi segalanya maklum saya manusia biasa.
Memang kami beruntung semuanya GRATIS tapi masalah sedih & perasaan tak bisa diganti dg UANG.
Saya sering membandingkan dg 3 orang teman2 main kecil (sekelas waktu SD) yg tinggal di desa, mereka jg tak dikaruniai anak tapi mereka tak SE STRES saya, karena mereka tak pernah tahu apa itu Bayi Tabung, Donor Telur, Surrogate Mother, Donor Sperma….dls

Nyatanya biarpun teknologi canggih kalau TUHAN belum menentukan tak ada yg mampu menandingi kehendaknya. Kami hanya BERDOA & BERDOA hanya itu yg bikin hati kami sedikit tentram. Kami turut merasakan perasaan Ibu2 & Bapak2 yg situasinya = kami, kami tak bisa memberi saran hanya jangan henti berdoa dari semua kegagalan mungkin ada rahasia untuk kabahagiaan mendatang.
Kalau semuanya tak memungkin lagi kami merencanakan untuk adopsi, Biarpun persyaratan untuk adopsi LEGAL bagi saya WNI & suami saya WNA EROPAH ternyata EXTRA RUMIT dari DT tapi kami akan mencobanya.
Salam Sejahtera Selalu.

Share
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (24 votes, average: 4.08 out of 5)
Loading...